Jabarekspres – Sehari setelah terjadinya aksi teror bom bunuh diri, pengamanan masih tampak digalakkan di sekitar Polsek Astana Anyar, pada Kamis (8/11) siang. Kendati masih diselimuti duka, aktivitas warga mulai berjalan seperti biasa.
Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.
Akses jalan sekitaran Polsek Astana Anyar, Kecamatan Astana Anyar, baru saja dibuka kembali sekira pukul 12.00 WIB. Kendaraan berlalu lalang kembali mengisi jalan raya tersebut.
Begitupun kegiatan masyarakat di sekitarnya, membawa optimisme, mereka mulai beraktivitas normal kembali. Kios-kios buka, nongkrongnya para pedagang, dan warga yang menjalani hari seperti biasa.
Kendati demikian, hari tempo lalu dan saat ini, sedikit banyak ada yang berbeda. Selain duka, ada setitik duka dan ketakutan pasca kejadian mencekam pada Rabu (7/11) kemarin.
Dua puluh tahunan membuka usaha tambal ban, Ateng Kusnaedi (58) tahu betul bagaimana situasi saat peristiwa itu terjadi. Terlebih, kios tempat dirinya menjual jasa tersebut, sekira 50 meter. Seberang kantor Polsek Astana Anyar
“Bahkan serpihan paku (proyektil) juga sampai ke halaman rumah,” kata Ateng yang bertempat tinggal di wilayah Bojongloa, tak begitu jauh dari TKP, pada Kamis (8/11).
Dia menduga, dentuman yang terdengar itu hanyalah sebuah ledakan gas elpiji biasa. Bukan aksi bom bunuh diri yang melukai petugas kepolisian, hingga menewaskan satu dari anggotanya.
Namun saat pergi hendak membuka usahanya, akses jalan sudah ditutup dan pengamanan diperketat. “Ada bom, katanya. Seharian itu, saya pulang lagi. Tak berani melihat. Apalagi jualan,” tegasnya.
Lain halnya Ateng, seorang pedagang gorengan cilung, Suherman (51) yang tengah mendorong gerobak jualannya, melihat dengan jelas asap yang mengepul dari arah Polsek Astana Anyar.
Dirinya lantas meninggalkan gerobak di bahu jalan, tepatnya, di sekitar perempatan dan menuju TKP. “Waktu melihat, itu, ngeri. Banyak yang bertebaran di jalan. Enggak nyangka juga, yang jadi korban, rekan saya,” katanya saat ditemui tengah berjualan, tepat di depan Polsek Astana Anyar.
Rekan. Adalah sebutan Suherman bagi almarhum Aipda Agus Sofyan. Polisi yang gugur disaat terjadi serangan bom bunuh diri tersebut. Tak pernah memandang bulu, mendiang ialah sosok yang tak segan berbicara panjang dengan siapapun.