Maka nama So-e dan Alor pun meroket ke panggung dunia. Dari kampung pedalaman mereka tampil di depan para pemimpin negara terbesar perekonomian mereka di jagat raya. Pak Jokowi yang mengangkat derajat mereka.
So-e adalah kota kecil ibu kota kabupaten Timor Tengah Selatan. Letaknya masih di sekitar 120 Km dari kota Kupang. Siapa pun yang dalam perjalanan darat dari Kupang ke Timtim melewati kota ini.
So-e terkenal karena letaknya yang di ketinggian 700 meter. Dingin. Dulu, di zaman Orde Baru, So-e juga terkenal karena ada bupati yang memasukkan tanah ke mulut penduduknya yang sangat miskin. “Makan tanah ini,” kata sang bupati. Ia marah. Penduduk di sana terkenal pemalas. Sulit diajak bekerja keras. Sang bupati ingin mengubah budaya itu.
Kini So-e terkenal karena Hip Hop. Tiga Hip Hoper cilik ini pernah diundang Presiden Jokowi ke istana negara. Rasanya tiga tahun lalu. Rupanya Pak Jokowi ingat terus tiga anak itu. Seperti juga si cilik Farel dari Banyuwangi, Hip Hop cilik ini diorbitkan ke langit yang tinggi.
Para kepala negara tampak menggerakkan kepala. Mereka mengikuti irama Hip Hop dengan kepala atau tangan mereka. Pun Presiden Jokowi. Terlihat menikmati sekali.
Malam itu mereka menyanyikan Malam Indah karya Hip hoper terbaik Indonesia, Iwa K. Bisa jadi, setelah gala dinner G20 ini, mereka ngetop seperti Farel: memuncaki tangga lagu Hip Hop Indonesia. Siapa tahu mereka bisa segera bertengger di atas lima besar Hip hoper Indonesia: Iwa K, Jogja Hiphop, Saykoji, dan Kungpow Chicken.
Sayang Presiden Joe Biden tidak hadir di gala dinner. Spekulasi pun meluas: ia harus isolasi. Yakni setelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, diketahui positif Covid-19. Padahal Biden mengadakan pertemuan dengan Hun Sen di Kamboja sehari sebelumnya.
Hun Sen sendiri mengatakan sudah setiap hari melakukan tes. Selalu negatif. Ketika tiba di Bali, Hun Sen harus tes lagi: positif. Maka keesokan harinya Hun Sen kembali ke Kamboja. Biden diberi tahu pemimpin yang baru ia temui itu positif Covid.