Kemelut LGBTQ di Piala Dunia Qatar 2022, Mayoritas Orang Inggris Tolak Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022

JabarEkspres.com – Persoalan LGBTQ di Piala Dunia Qatar 2022 terus mendapatkan sorotan perhatian internasional.

Sebuah survei terbaru menyebut bahwa enam dari sepuluh orang Inggris menolak penyelengaraan Piala Dunia 2022 diadakan di Qatar, dilansir dari The Guardian, Senin, 7 November 2022.

Sikap penolakan tersebut merupakan respons atas undang-undang keras Qatar terhadap orang-orang LGBTQ.

Selain itu, lembaga-lembaga internasional juga menyoroti isu pelanggaran HAM yang terjadi Qatar.

(Baca Juga: LGBTQ di Piala Dunia Qatar, Pria Gay di Qatar Klaim Pernah Diburu dan Diperkosa Ramai-Ramai oleh Polisi)

Faktanya, LGBTQ itu illegal di Qatar. LGBTQ adalah hal yang menentang hukum resmi Qatar. Adalah tujuh tahun penjara bagi mereka orang-orang LGBTQ di Qatar.

Padahal, aktivisme menyuarakan dan promosi LGBTQ telah dan sedang gencar-gencarnya, khususnya di Barat.

Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa komunitas simpatisan atau promotor LGBTQ internasional menolak keputusan FIFA memilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010.

Kendati demikian, pemerintah Qatar telah menjamin bahwa semua orang dengan berbagai status boleh datang ke Qatar untuk menyaksikan pertandingan.

(Baca Juga: LGBTQ di Piala Dunia Qatar, Piala Dunia Paling Kontrovesial Pernah Ada)

Namun, otoritas Qatar juga telah menyerukan bagi para pendatang, khususnya LGBTQ, untuk menghormati nilai-nilai yang dipegang teguh negara.

Hal tersebut kembali ditekankan oleh pemerintah Inggris atas warganya yang kerap meluncurkan kecaman terhadap sikap Qatar yang anti-LGBTQ.

“Sangat penting ketika Anda adalah pengunjung ke negara yang Anda hormati budaya negara tuan rumah Anda,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, dikutip dari The Guardian, Senin, 7 November 2022.

Agaknya, komentar James Cleverly itu mendapat balasan dengan nada kritis dari orang-orang pro-LGBTQ.

(Baca Juga: Simpatisan LGBTQ+, Kapten Timnas Inggris Bakal Kenakan Ban Lengan Pelangi di Piala Dunia Qatar 2022)

“Pemerintah harus menantang FIFA tentang bagaimana mereka menempatkan penggemar di posisi ini, dan memastikan keamanan penuh semua penggemar yang hadir, bukan membela nilai-nilai diskriminatif,” balas Lucy Powell, seorang komentator olahraga di Inggris.***

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan