Produk Olahan Jangkrik Miliki Potensi Besar untuk Ekspor

JAKARTA – Produk olahan Jangkrik kini tengah menjadi tren dan banyak digemari masyarakat. Bahkan, beberapa produk hilirnya diproduksi di luar negeri berupa keripik, kecap, ramen, dan bir.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Wisnu Wasisa Putra mengatakan, sejauh ini tren tersebut terlihat dari adanya aktivitas ekspor Produk olahan jangkrik ke negara-negara di Asia.

‘’Thailand, Jepang, Korea Selatan. Selain itu juga terdapat ekspor ke Amerika Serikat adalah negara-negara tujuan eksport untuk produk olahan jangkrik,” kata wisnu.

Menurutnya, ekspor pakan dan bahan pangan dari jangkrik pada 2021 tercatat sebanyak 768 kilogram (kg) dengan nilai Rp203 juta.

Meski masih relatif kecil, Kata Wisnu, potensi produk olahan pangan jangkrik masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan

‘’Tahun ini per Oktober, ekspornya memang baru 462 kg. Akan tetapi nilainya meningkat menjadi Rp7 miliar,” ujar wisnu di sela-sela Webinar Alinea Forum – Membedah Potensi Ekspor Tepung Jangkrik Untuk Pangan, Senin (31/10).

Dia menilai, produk olahan jangkrik maupun produk turunannya, seperti tepung jangkrik, masih digolongkan sebagai komoditas pakan ternak.

Sehingga belum ada regulasi ekspor yang menaunginya. Tepung jangkrik, kata Wisnu, masuk dalam kelompok tepung asal hewan.

“Menurut catatan kami, yang diekspor selama ini masih bahan pakan dan pakan. Untuk tepung jangkrik sebagai pangan itu masuknya tepung asal hewan,” kata Wisnu.

Ke depannya, Wisnu mengatakan, pemerintah akan berusaha melengkapi regulasi terkait hal ini. “Adanya potensi (ekspor jangkrik sebagai bahan pangan) ini, akan menjadi penguatan ke depannya. Akan kami sempurnakan regulasinya agar didorong ke pangan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, CEO Sugeng Jaya Farm, Koes Hendra Agus Setiawan mengatakan, belum akan menggarap pasar ekspor. Pasar lokal dinilai masih menjanjikan untuk diselami.

“Pasar lokal ini masih terbuka lebar. Tapi dengan adanya webinar ini, kami diberi kesempatan untuk bersilaturahmi dengan pemerintah, khususnya Barantan terkait perizinan atau regulasi ekspor,” kata Koes Hendra. (***/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan