Cerita selanjutnya Anda sudah tahu: seorang pengguna narkoba ditangkap petugas Polda Metro Jaya di Jakarta. Ia mengaku mendapatkannya dari pengedar. Pengedar mendapatkannya dari seorang ‘mami’. Sang mami mengaku mendapatkannya dari kapolres Bukittinggi. Kapolres mengaku atas perintah Teddy.
Irjen Pol Teddy Minahasa pun ditangkap. Ia lahir di Minahasa ketika orang tuanya merantau ke sana.
Teddy belum bisa membela diri. Demikian juga sang kapolres, yang menurut keterangan Mabes Polri ditemukan sabu 2 kg di rumahnya.
Rasanya baru sekarang ini terjadi, jenderal bintang dua polisi ditangkap polisi. Soal narkoba.
Dari cerita itu bisa disimpulkan bahwa polisi yang mengungkap perdagangan narkoba ini luar biasa. Hebat sekali. Seperti tidak menghadapi problem ”rantai putus” yang sering digunakan oleh jaringan narkoba.
Kalau benar Teddy akhirnya negatif narkoba maka ia masih menghadapi tuduhan sebagai penyalur narkoba. Itu berdasar pengakuan orang lain. Mungkin ia akan bisa berkelit di soal apakah pengakuan itu benar atau tidak.
Yang jelas bintangnya sudah jatuh. Bintang itu begitu tinggi tempatnya. Tapi bisa jatuh secara tiba-tiba. Penyebabnya bisa apa saja. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 14 Oktober 2022: Siti Jenar
Liam Then
Hakikat kehidupan yang saya paling paham : kalo gak makan jadi lapar, kalo gak tidur jadi ngantuk, kalo gak minum jadi haus.
dabaik kuy
hakikat tertinggi itu segala yg kita lakukan harus ikhlas (karena tuhan memerintahkan itu)..kita yakin tuhan memerintahkan utk kebaikan..tdk mungkin utk kerusakan…. ketika kita melakukan kebaikan atas dasar kemanusiaan, maka kemanusiaan jadi lebih tinggi dari tuhan…kemanusiaan jadi tandingan tuhan… tuhan itu satu… nabi bukan tuhan..kemanusiaan juga bukan tuhan…kebudayaan bukan tuhan…kasih sayang juga bukan tuhan… kita berkasih sayang karena tuhan memerintahkan kita…bukan krn budaya atau karena perikemanusiaan…. itulah hakikat tertinggi..tuhan itu satu..sehingga kita melakuan kebaikan karena melaksanakan perintah tuhan… tidak mungkin tuhan memerintahkan kerusakan
dabaik kuy
ketika kita melakuan kasih sayang karena perikemanusiaan maka itu hanya bernilai dihadaan manusia…tapi tidak bernilai dihadapan tuhan… berat sekali kalau melakukan sesuatu bukan karena tuhan… karena itu kesombongan terbesar….dan kesombongan berat sekali sanksinya kelak di akhirat… yg tidak sombong itu kita berbuat kasih sayang karena tuhan memerintahkan hal tsb…kita yakin tuhan memerintahkan utk kebaikan bukan utk kerusakan… spt nya hal sepele bahwa berbuat kasih sayang itu karena perikemanusiaan..buan krn tuhan…..tapi itu termasuk kesombongan besar …. krn tdk meyakini bahwa tuhan mengetahui mana yg baik dan mana yg buruk..