Agus Suryono
ID CARD SUPORTER PROFESIONAL.. Di masa depan, bukan hanya PEMAIN yang harus profesional. Suporter juga harus profesional. Artinya, bukan menggambarkan SUPORTER BAYARAN. Tetapi SUPORTER PROFESIONAL dalam arti sesungguhnya. Yaitu: 1). Suporter harus punya “ID Card Suporter”. 2). Tiap suporter hanya boleh mendukung SATU KLUB. 3). Untuk bisa mendapatkan ID Card suporter dari klub terkait, semua harus MENANDATANGANI perjanjian dan pernyataan: SATU: Tidak boleh fanatik 100% cinta Klub. Maksimal jatah cinta ke klub adalah 80% DUA: Kalau klub kalah, itu biasa saja. Tidak harus DIHUKUM. TIGA: Kalau klub MENANG, harus bersikap BIASA. Satu saat pasti akan MENANG. Kalau KALAH, itu juga BIASA. Itu hanya GANTIAN..
Juve Zhang
Disway hari ini memuji pak Jokowi yg memang Jagoan segala bidang, sekarang di pasar tradisional hanya satu merk Minyak Goreng yg “Merajai” namanya minyak Jokowi he he he salah ketik namanya Minyak Kita, harga 14 ribu/liter, bening nya sama dengan merk terkenal, efeknya merk terkenal “dicukur gundul” sama minyak kita. Konon itu minyak curah yg di kemas botol, tapi sistem “pencucian ” yahud kw1. Rakyat memuji pak Jokowi selalu Otak nya berjalan menerobos segala rintangan dan hambatan. Tak ada duanya .minyak Jokowi!
Budi Utomo
Bung Juve Zhang. Betul tuh. Minyak kita 13.900 per liter. Laris diborong ibu-ibu. Sungguh malang nasib minyak bermerk yang sekarang numpuk di rak supermarket. Wkwkwk
Muin TV
NKRI = Negara Kepolisian Republik Indonesia. wkwkwk…..
Lukman bin Saleh
Selama ini kita hanya fokus ke aparat keamanan, khusunya polisi yang menembakkan gas air mata sembarangan. Ternyata ada yang lain lagi. Polisi sudah minta jadwal dimajukan. Di tolak mentah2 PT. LIB. Sekuat itukah PT. LIB? Atau selemah itukah polisi? Tidak. Ternyata PT. LIB nampak sekuat itu karena ada polisi juga di dalamnya. Bintang 2. Direktur Operasional PT. LIB adalah Irjen Pol (purn) Sudjarno. Dialah yang berkomunikasi dengan Kapolres Malang bahwa jadwal tidak bisa dimajukan. “Dik, ini tidak bisa dimajukan karena ini sudah jadi bagian kontrak dengan Indosiar.” Kalau zaman Orba, TNI ada di mana-mana. Lurah, camat, bupati, gubernur, Menteri, Dirut, komisaris, dan lain-lain. Rupanya zaman sekarang giliran Polisi-lah yang ada di mana-mana. #ReformasiPolisi