Polri Sebut Gas Air Mata Tidak Mematikan, Warganet: yang Dipakai kan Kadaluwarsa

Jabarekspres – Polri bantah gas air mata tidak mematikan dalam Tragedi Kanjuruhan. Tragedi ini masih menjadi sorotan mata publik, pasalnya saat ini kasus kanjuruhan masih sedang dilakukan penyelidikan lebih dalam lagi. Khususnya terkait kematian para korban jiwa di tragedi Kanjuruhan tersebut.

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa kematian para korban di Kanjuruhan bukan karena gas air mata.

Hal ini disampaikan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo yang menuturkan bahwa tidak ada pendapat para ahli yang menyampaikan penggunaan gas air mata bersifat mematikan.

Bahkan pihak kepolisian juga menjelaskan penggunaan gas air mata dalam tingkat yang tinggi juga tidak mematikan.

“Saya juga mengutip dari pendapat dari Prof. Made Gelgel, adalah guru besar dari Universitas Udayana, beliau ahli dibidang oksiologi atau racun. Beliau menyebutkan bahwa, termasuk dari Dr. Mas Ayu Elita, bahwa gas air mata/CS ini dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” ujar Kadiv Humas Polri saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/10).

Pernyataan dari pihak Polri di atas juga diunggah dalam akun Twitter @DivHumas_Polri.

Beberapa warganet yang merespon terkait hasil konferensi pers pihak kepolisian tersebut menyerbu kolom komentar di Twitter @DivHumas_Polri dan memberikan beragam tanggapan.

“Gimana dengan ini? Gas air mata apa yang buat wajah melepuh dan mata merah?,” tulis @PakGu***.

“Kalo ga mematikan kenapa latihannya pake masker dan paparan gasnya cuma dikasih sebentar? Any explanation??,” tulis @hita***.

“yg dipakai kan kadaluarsa, gimana sih?,” tulis @gilan***.

“Gass air mata tidak mematikan, hanya saja karena penembakan gas air mata ke tribun yang membuat para suporter panik dan berlarian, dan di tambah lagi pintu 13 tertutup sehingga menjadi kuburan masal . Ayo pak, Polri citranya lagi tidak baik” saja, mohon di perbaiki,” tulis @dani***.

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan