Yanuar Baswata & Muhamad Nizar, Jabar Ekspres, Kota Bandung
Sejak awal 2022, Oktober seakan menjadi bulan paling basah bagi masyarakat Jawa Barat terutama di Kota Bandung.
Bagaimana tidak, memasuki pekan pertama di bulan Oktober, Kota Bandung sudah diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, sehingga beberapa area mengalami banjir yang tergolong besar seperti di Pasar Gedebage.
Meski sudah ada kolam retensi yang dibangun pemerintah, namun faktanya hal tersebut masih belum jadi solusi mengatasi luapan air di Pasar Gedebage setiap kali hujan mengguyur.
Salah seorang pedagang buah pisang di Pasar Gedebage, Asep (30) mengaku, turunnya hujan menjadi beban bagi setiap penjual.
“Dagangan sepi, setiap hujan pasti pembeli datangnya pas hujan udah reda dan itu juga nunggu banjir surut dulu,” kata Asep dengan kaos lengan pendak berwarna merah marun dipadu celana PDL warna krem selutut.
Melalui pantauan Jabar Ekspres, sekira pukul 20.00 WIB, terlihat lingkungan Pasar Gedebage masih sepi pembeli, setiap pedagang sibuk membersihkan lapak hingga hilir-mudik menyapu sampah usai terbawa air banjir.
Kendati sudah bersih dan banjir telah surut, aroma buah masih menyatu dengan bau sampah serta air selokan. Para pedagang seakan sudah biasa, mereka asik meminum kopi sambil menunggu datangnya pembeli.
Di tengah udara malam yang mulai memeluk tubuh, Asep mengaku, pada malam Rabu tepatnya hari Selasa, 4 Oktober 2022 nyaris mengalami kerugian besar.
“Air naik sampai tinggi, kalau barang (pisang) enggak keburu dipindah ke bagian atas kayaknya udah pasti kerendam banjir,” ujarnya sambil berjalan dan menunjukkan ketinggian banjir di malam yang basah diguyur hujan deras saat itu.
Bekas banjir yang ditunjukkan Asep, apabila diukur sekiranya setinggi pinggang orang dewasa atau 55 sentimeter, sehingga jika dihitung dari dataran ruas jalan maka kedalaman banjir malam itu bisa mencapai 1 meter.
