Bacaan Doa Qunut Sholat Subuh Lengkap serta Dalil yang Menganjurkannya

JABAREKSPRES.COM – Membaca doa qunut saat sholat subuh masih menjadi perselisihan dari beberapa kalangan, ada yang melaksanakannya namun ada juga yang menolaknya. Dalam artikel ini akan dijelaskan dalil apasaja yang
memperbolehkannya bahkan menganjurkannya.

Doa qunut merupakan salah satu amalan yang disunnahkan dalam shalat. Qunut berisi petunjuk dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Doa Qunut biasanya dibaca pada rakaat kedua setelah selesai membaca tahmid pada saat I’tidal (berdiri tegak seperti posisi semula setelah melaksanakan ruku’) dan sebelum ruku sambil mengangkatkan kedua tangan.

Dilansir dari laman Jabar.nu.or .id, Imam Syafi’i yang menganjurkan membaca qunut dalam shalat Subuh. Pendapatnya ini diikuti oleh mayoritas ulama ahli hadits.

Terdapat beberapa hadits yang menjadi dasar argumentasi Imam Syafi’i dan pengikutnya dalam menganjurkan membaca qunut pada saat shalat Subuh.

“Dari Muhammad bin Sirin, berkata: “Aku bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah Rasulullah Saw membaca qunut dalam shalat Subuh?” Beliau menjawab: “Ya, setelah ruku’ sebentar.” (HR Muslim, Hadits nomor 1578).

Kemudian dalam riwayat lain: Dari Anas bin Malik, berkata: “Rasulullah Saw terus membaca qunut dalam shalat Fajar (Subuh) sampai meninggalkan dunia.” (HR. Ahmad: III/162, HR. Ad-Daraquthni: II/39, HR. al-Baihaqi: II/201 dan lain-lain dengan sanad yang shahih).

Dua hadits di atas juga dishahihkan oleh Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab [3/504]. Imam Nawawi berkata,

“Hadits tersebut shahih, diriwayatkan oleh banyak kalangan huffazh dan mereka menilainya shahih. Di antara memastikan keshahihannya adalah Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Ali al-Balkhi, al-Hakim Abu Abdillah dalam beberapa tempat dalam kitab-kitabnya dan al-Baihaqi. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Daraquthni dari beberapa jalur dengan sanad-sanad yang shahih.”

Berikut bacaan doa qunut shalat Subuh:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan