Rasialis Fanatis

 

yea aina

Dengan enteng aina menjawab: “saya memang mengajak yea belajar bareng di rumah nanti sore, tapi saya juga kirim SMS YANG SAMA, kepada 7 orang teman lainnya”. Nah kan…. tulisan memang otonom dari sikap asli penulisnya, sebuah tulisan bisa ditafsirkan berbeda oleh pembacanya.

 

yea aina

Bila membaca “pertengkaran” di grup WA, pun sering juga ada di CHD ini. Sepakat dengan sikap Abah: ya sudah-sakkarepmu. Di jaman medsos nan kesusu, yang menyeret ke neraka bukan lagi lidah Bah. Jari kitalah penentunya, karena pesan suara kurang populer dikala “pertengkaran” medsos berlangsung kwkwkw. Sebab tulisan otonom dari sikap asli penulisnya. Ada cerita: si yea naksir berat kepada aina. Sepulang sekolah, yea mendapat SMS dari aina: “nanti sore kita belajar bareng di rumahku ya”. Lha wong naksir kok dapat ajakan seperti itu, tentu saja si yea merasa senang. “Benar kan si aina naksir juga ke saya”, ucap yea kepada teman-temannya. Kabar tersiar hingga si aina dikonfirmasi seorang teman. (bersambung)

 

Kliwon

Sama² dek Aina. Kalo dek Aina berkenan kapan² dolan ke Surabaya. Ntar Abank traktir bakso gerobak paling joss di samping Indomaret depan perumahan pak DI situ. Kita bisa cerita² & bahkan mungkin mewujudkan cerita yang kelak juga happy ending.

 

Budi Utomo

@KS Setuju. Saya pernah suatu kali bertandang ke rumah teman saya yang kebetulan suku Batak dan beragama Kristen. Waktu itu sekitar jam 2 sore. Waktu itu juga lagi seru-serunya kasus Ahok. Corong TOA mesjid di dekat rumah teman saya menjelek-jelekkan agama Kristen. Sing waras ngalah. Itulah yang saya ucapkan kepada teman saya. Dia hanya bisa mengiyakan.

 

Komentator Spesialis

“Seng waras ngalah” Itu salah satu contoh kearifan lokal.

 

A fa

“YANG…hujan turun lagi dibawah payung hitam kita berlindung….”, Maaf lagi ngelantur, Nuhun.

 

Amat Kasela

Yang menguatkan tapi sering mengecewakan : harapan.

 

Macca Madinah

Abah di atas cerita tentang menjadi anggota WAG. Kalau Abah yang jadi adminnya perlu dibagi juga Bah pengalamannya. Admin WAG buat “tujuan bersama” seperti WAG pemilik unit rusun, gampang-gampang susah. Tujuannya untuk mengumpulkan pemilik unit rusun berjuang sertifikat sarusun (dan untung-untuk juga membentuk SP3SRS pemilik/penghuni unit yang berdaulat, bukan bentukan pengembang). Sekarang ini kondisi agak aman, kondisi politik maksudnya. Pas kemarin masa pilkada, pilpres, waduh, repotnya mendamaikan berbagai pendapat yang bersliweran, karena anggotanya sangat majemuk, mudah tersinggungan, provokator habis, sementara admin harus menjaga keutuhan “perjuangan yang satu” hahaha. Alhasil, sampai di ujung hajatan negara, banyak anggota dari berbagai pihak yg “perlu” ditendang. Menjelang 2024 ini siap-siap lagi deh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan