Ternyata Keisya Levronka Sampai Harus Datangi Psikolog Untuk Hilangkan Trauma

JABAREKSPRES.COM – Penyanyi Keisya Levronka nampaknya sedang bergelut dengan masalah psikologinya, dia mengaku sampai harus datangi Psikolog untuk hilangkan trauma dalam dirinya.

Dalam sebuah wawancara di podcast Denny Sumargo, Keisya blak-blakan jujur mengenai kunjungannya ke psikolog gara-gara tertekan karena kritikan netizen.

Keisya kembali dikritik netizen karena kerap agal menyanyikan lagunya yang berjudul Tak Ingin Usai secara Live. Teranyar saat diundang di salah satu acara di Malaysia.

Keisya Levronka pun langsung memberikan tanggapan mengapa sering tidak sempurna membawakan lagunya sendiri.

Keisya Levronka menjelaskan bahwa selalu berhasil mencapai nada tinggi pada lagu itu saat melakukan latihan atau gladi resik sebelum acara dimulai.

Namun, saat acara sudah dimulai jebolan Indonesian Idol itu seperti merasakan hal berbeda hingga membuatnya gagal mencapai nada tinggi itu.

“Sampai (nada tinggi). Jadi gini aku tiap GR (gladi resik) selalu ngerekam. Aku tiap GR, mau dua kali tiga kali cek sound aku aman. Tapi ketika live beda,” beber Keisya Levronka melansir YouTube Denny Sumargo, Sabtu (17/9).

“Dan mereka aman, kayak tiap latihan nadanya dinaikin setengah, dinaikin satu, dinaikin lagi dinaikain lagi itu aman. Lebih tinggi dari nada asli dan itu aman,” sambungnya.

Perbedaan suasana menjadi salah satu alasan Keisya tidak bisa mencapai nada tingginya. Saat dirinya latihan vokal, wanita 19 tahun itu merasa santai.

Namun, saat acara disiarkan secara langsung ada perasaan gugup untuk tampil di depan banyak orang pada diri Keisya hingga membuatnya gagal membawakan lagu Tak Ingin Usai.

Atas kejadian dan komentar pedas yang didapat, Keisya Levronka sampai harus pergi ke psikolog karena merasa trauma.

“Terus pertama kalinya aku ke psikolog kemarin. Ke psikolog bukan hal yang salah kan, aku cuma ngecek ini ada apa sih kenapa sama aku. Dan ternyata itu jatuhnya trauma,” tuturnya.

Dia mengatakan kalau bernyanyi di hadapan massa yang jumlahnya sedikti masih bisa mengatur mental dan segalanya. Namun, akan berbeda kalau disaksikan banyak orang, apalagi memikirkan apa yang nantinya dikomentari netizen lagi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan