Peneliti Sebut Banyak Orang Mengalami Distorsi Waktu Selama Pandemi

JABAREKSPRES – Saat awal pandemi Covid-19, pernahkah kalian merasa lupa dengan waktu? Ternyata kalian tidak sendirian. Sebuah studi baru mengatakan mayoritas orang Amerika Serikat mengalami distorsi waktu pada awal pandemi, yang biasa terjadi selama masa-masa traumatis.

Dilansir The Washington Post, para peneliti mengatakan mereka yang kehilangan kesadaran waktu bisa berada pada risiko yang lebih besar terkena gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Melakukan skrining untuk distorsi waktu dapat membantu mendapatkan pengobatan bagi mereka yang membutuhkannya.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Trauma: Theory, Research, Practice, and Policy, para peneliti mensurvei sampel perwakilan nasional dari 5.661 orang dewasa Amerika Serikat tentang kesehatan mental mereka pada Maret-April dan September – Oktober 2020.

Peserta menjawab pertanyaan tentang pengalaman mereka dengan Virus Corona, riwayat peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, dan tekanan finansial dan kehidupan mereka yang terkait dengan virus.

Ketika para peserta ditanya tentang persepsi mereka soal waktu, lebih dari 65 persen melaporkan distorsi, bahkan enam bulan setelah pandemi dimulai. Lebih dari setengahnya mengatakan mereka merasa waktu semakin cepat atau lambat. Sekitar 46 persen melaporkan bahwa mereka tidak yakin tentang jam atau hari apa, dan 35 persen melaporkan masalah memori jangka pendek.

Lebih banyak wanita daripada pria yang melaporkan distorsi ini, dan hal yang sama berlaku untuk orang-orang yang pernah mengalami trauma di awal kehidupannya. Paparan media yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan persepsi waktu yang terdistorsi.

Para peneliti menulis pandemi ini adalah trauma kolektif yang berkepanjangan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, mereka menyimpulkan bahwa distorsi waktu mungkin terkait dengan gejala kesehatan mental dalam pandemi. Melihat ke masa depan dikaitkan dengan hasil kesehatan mental yang lebih baik.

“Ada terapi yang relatif baru yang dapat digunakan untuk membantu orang mendapatkan kembali kesadaran waktu yang lebih seimbang,” E. Alison Holman, seorang profesor keperawatan di University of California di Irvine dan rekan penulis studi tersebut, mengatakan dalam sebuah rilis berita.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan