Amplop Suharso

 

thamrindahlan

Secerdik cerdiknya JK tetap saja harga BBM di “sesuai” kan. Dampak pertama dirasakan oleh pengendara jalanan. Dampak kedua harga sembako ikutan menyesuaikan bersebab ongkos transport. Berprasangka baik sajalah . Presiden Jokowi pasti sudah memikirkan berulang kali resiko kenaikan BBM. Resiko di kurangi dengan BLT. Semoga benar benar sampai tepat sasaran walaupun belum mampu mengurangi penderitaan orang kecil. Bersyukur ada Vivo. Cuma ada satu di disini, bisa bisa diserbu. Adakah Hartawan nan Dermawan ber investasi agar muncul ribuan VIVO di seluruh tanah tumpah darah nusantara. Pertanyaan serius : Rencana mengganti transportasi kendaraan ke energi listrik apakah sudah ter cantum di APBN ?. Inilah alternatif terbaik guna mengurangi ketergantungan BBM. Ambil segepok uang di ATM Untuk mencicil pembelian kereta Tidak kapok naikkan harga BBM Orang kecil semakin menderita

 

Jimmy Marta

Bagi sesama pebisnis, kompetitor itu lawan. Jika ada yg menyebutnya mitra, anda jangan percaya. Itu basa basi dibibir, hatinya anda pasti gk tahu. Pasti mereka berusaha mengalahkan. Pastinya yg menang yg bisa mempengaruhi dg regulator. Persaingan itu mestinya penting dijaga. Hal itu menguntungkan bg konsumen. Dapat perbandingan, ada pilihan.

 

Komar Diatna

Di Kota Bogor SPBU Vivo ada 2 Pak DIS. Saya beberapa kali beli revvo 89 sebelumnya. Tapi stlh pengumuman BBM Pertalite naik, revvo 89 malah lenyap.

 

Nurkholis Marwanto

Kalau saya Presidennya, saya akan memerintahkan Bu Nicke untuk impor BBM dari Rusia. BBM murah rakyat senang. Membangun IKN tidak perlu multi years. Uang 500T bisa dialihkan ke IKN. Jadilah ibukota baru. Kalau Amerika marah-marah, mau memberikan sanksi bisa dibicarakan baik-baik. Wong kita tidak melakukan kriminal. Wong PBB saja belum sepenuhnya setuju. Ini kan sanksi Negara barat. Negara mana sih yang sudah diberikan sanksi karena membeli minyak Rusia? India baik-baik saja. Tiongkok apalagi. Hongaria yang negara NATO dengan tegas akan tetap membeli bahan bakar murah Rusia. Jangan-jangan masih banyak negara lain yang membeli. Mengapa kita tidak beli sekalian? Alasannya jelas, membutuhkan BBM murah untuk stabilitas, untuk pertumbuhan ekonomi. Kita mempunyai nilai tawar yang tinggi. Terutama di Asean. Amerika tidak akan langsung memberikan sanksi. Ada pembicaraan dibaliknya. Amerika masih membutuhkan pengaruh Indonesia, untuk geopolitiknya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan