Jhelang Annovasho
Sampai hari ketujuh, banyak yg menahan komentar atas kasus ini. Lha bagaimana, korbannya polisi. Pelaku polisi. Terjadi di rumah polisi. Penyidiknya polisi. Yang olah TKP polisi. Yang mengamankan TKP ya polisi. Pak RT nya purnawirawan polisi. Yang nyabut CCTV juga polisi. Jadi semula banyak berpikir ini masalah intern. Nah mulai dari hari ketujuh, pengacara yang orang luar institusi berbicara. Hangat. Menteri hingga presiden menyampaikan arahan. LPSK, komnas HAM juga. . Hari ketujuh bagi orang jawa adalah bancakan kedua. Semestinya bagi seorang jenazah sudah dianggap tenang. Atau jenazah tidak lagi disebut seorang?
Impostor Among Us
Pilihan perempuan yang beranak tiga, yang memikirkan kelanjutan hidupnya. Nasibnya selama ini bersama suami sudah sangat enak. Suami punya jabatan berpengaruh yang berbuah harta yang semakin bertambah. Disegani orang pula. Kelebihan-kelebihan itu semua sudah membayar kekurangan suaminya. Dibayar lunas, bahkan mungkin masih banyak kembaliannya. Kalau pun akhirnya suaminya dipenjara, sisa hartanya masih banyak. Jadi mungkin tanggungan yang berat itu perasaan malu saja. Bangsa kita ini bangsa pemaaf. Derita malu itu biasanya sudah reda setelah 40 hari pula.
siti asiyah
Dari jaman Ken Dedes hingga jaman millenial ini ndilalah selalu ada perempuan dibelakang peristiwa gegeran besar …….maka benarlah yang dikatakan orang bahwa sebenarnya yang perkasa itu adalah wanita hingga lelaki selalu memerlukan obat kuat………………………………………..
Komentator Spesialis
Menurut saya, yang pantas diberikan diberikan tropi the best pejuang dalam kasus ini adalah pengacara brigadir J. Yang gigih membela kliennya dalam mengungkap kebenaran. Tanpa takut peluru pistol GLOCK. Kedua, Bareskrim dan 2 jendral lain yang berani mengkandangkan FS ke maskas brimob. Dan ketiga, netizen legendaris OPPOSITE6890, yang kalau nggak salah akunnya @buronanmabes, akun ditewaskan entah oleh siapa. Lalu ganti @buronanreskrim. Tewas juga akun sampai sekarang. Semoga orangnya selamat dalam lindungan Allah SWT. Ternyata informasi medsos lebih dari sekedar majalah TEMPO.
Rakhmad Dewantara
Sepakat… jika perlu tangkap juga pengacara Ibu PC… termasuk Ibu PC yang berlindung di balik trauma padahal dari cctv terlihat ia menangis di dampingi ajudan atau sopirnya …yang menjadi pertanyaan … Mengapa menangis , bisa jadi ia mengetahui peristiwa (penembakan) ini… KOMNAS HAM seharusnya lebih bergigi.. kepada bareskrim perlu menelusuri ini (ayo Abah.. ungkap seterang-terangnya)… karena banyak sandiwara yang di tutup²i… atau bisa saja Ibu PC (dilenyapkan duluan)… Wallahu a’lam…