JAKARTA – Dalam lawatannya ke Jepang, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Keidanren dan Residen/ CEO Marubeni Masumi Kakinoki.
Dalam pertemuan itu, Airlangga Hartarto menjelaskan kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik.
Menko Airlangga Hartarto juga menawarkan sejumlah peluang kerjasama yang bisa dibangun di Indonesia.
‘’Neraca Perdagangan Indonesia – Jepang yang senilai US$32,5 miliar dengan posisi surplus untuk Indonesia sebesar US$3,2 miliar,’’ Jelas Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Kamis, (28/7).
Menurutnya, Indonesia saat ini telah berhasil menekan kasus Covid-19, sekaligus melakukan pemulihan ekonjomi nasional.
Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto meyakinkan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia masih sanggup di atas 5 persen.
Pemerintah Indonesia juga saat ini tengah focus dengan perencanaan pembangunan transisi energi dengan capaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060 nanti.
‘’Sedangkan untuk Nationally Determined Contributions (NDCs) atau pengurangan emisi karbon 29 persen pada 2030 akan tercapai.
Untuk mewujudkan ini, pemerintah telah membuat road map dengan mengambil langkah awal mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).
‘’Hingga akhir tahun 2021 lalu, bauran energi dari EBT telah mencapai sekitar 11,7 persen,” ujar Menko Airlangga.
Sebagai contoh, pemerintah sedang mengeksplorasi paduan pembakaran antara batubara dan ammonia yang bisa menurunkan emisi gas buang karbon/
Sedangkan untuk mengembangkan eksplorasi Gheotermal dan sejumlah industri berbasis hijau seperti waduk dan danau.
Airlangga Hartarto juga menawarkan peluang industri kendaraan listrik. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan Electric Vehicle (EV) dengan dukungan berbagai kebijakan insentif.
‘’Targetnya, produksi EV 2030 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih, dan untuk roda dua dapat mencapai hingga 2,45 juta unit,’’ kata Menko Airlangga.
Produksi kendaraan listrik ini diharapkan menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 ton dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua.
Untuk mendukung produksi EV, pemerintah akan meberikan kebijakan menghapuskan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah PPnBM sebesar 0 persen.
Dukungan ini merupakan potensi besar untuk mengembangkan mobil listrik mengingat cadangan nikel di Indonesia memiliki banyak sumber.
Airlangga Hartarto juga memaparkan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi konsep Kawasan Ekonomi Khusus KEK terus dikembangkan.