CIMAHI – Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari pertama di semua jenjang pendidikan Kota Cimahi dari TK, SD, SMP, hingga SMA berjalan seperti sekolah pada hari-hari biasa.
Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di MPLS ini sudah tidak diperkenankan siswa dibebani tugas membawa barang-barang yang “aneh” sebagai upaya untuk menghindari perpeloncoan.
”Sesuai arahan dari Provinsi bahwa MPLS ini lebih ke pendidikan karakter dan menghindari kekerasan,” kata Kepala SMA Negeri 2 Kota Cimahi, Doddy Sularto, Senin (18/7).
Menurutnya, pelaksanaan MPLSdi SMAN 2 Kota Cimahi dilakukan hingga Jumat dan dibuka secara serentak dan simbolis oleh Kepala Dinas Pendidikan Jabar serta Plh Gubernur Uu Ruzhanul Ulum. Sementara guru dan siswa mengikuti secara zoom di sekolah masing-masing.
Selama pelaksanaan MPLS tidak dibolehkan adanya perundungan kepada siswa apalagi tindakan kekerasan sesuai dengan hastag Disdik Jabar “Cekas” (Cegah Kekerasan). Yakni fokus kepada menghindari perundungan, intoleran, dan kekerasan seksual.
”Saat apel sebelum MPLS dimulai, tadi kami juga ingatkan kepada semua siswa agar tidak ada bullying, tindak kekerasan verbal maupun fisik. Kalau sampai terjadi, maka orang tua mereka akan dipanggil,” ujarnya.
Diterangkannya, MPLS merupakan sarana untuk mengenalkan tata belajar siswa, mengenalkan sarana prasarana sekolah, membentuk karakter pribadi yang baik, wawasan kebangsaan, dan anti perundungan.
Nantinya ada guru khusus yang mengawasi, mereka yang sudah mengikuti pelatihan sekolah ramah anak.
”Jadi kami berharap selama MPLS ini tidak ada yang aneh-aneh, tidak ada kekerasan, dan perundungan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi menjelaskan, tujuan dari MPLS adalah agar para siswa baru khususnya di Jawa Barat lebih mengenal kembali terhadap lingkungan sekolahnya.
Sehingga dengan kegiatan ini diharapkan, siswa baru bisa menanamkan wawasan kebangsaan termasuk juga menubuhkan nilai-nilai pengenalan di lingkungan sekolah baik terkait dengan kurikulum atau juga pengenalan lingkungan sekolah.
”Di MPLS ini kita perkenalkan juga pendidikan karakter massagi,” ucapnya saat ditemui di SMK Negeri 3 Bandung, Senin (18/7).
Dia menyebutkan, khusus SMA, SMK dan SLB ada sebanyak 484 sekolah negeri dan swasta yang secara serentak melaksanakan MPLS.