Jabarekspres.com — Presiden Jokowi mendapat desakan untuk melarang Timnas Israel U-20 berlaga di Piala Dunia U-20 yang akan digelar di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Novel Bamukmin, Plt Wakil Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Desakan tersebut datang usai Timnas Israel U-20 berhasil lolos ke Piala Dunia U-20 2023. Sementara itu Indonesia telah ditunjuk oleh FIFA sebagai tuan rumah kompetisi tersebut.
“Sebagai uji coba dan uji nyali, Jokowi bisa tolak Timnas Israel untuk datang ke Indonesia pada Piala Dunia U-20,” katanya, Jumat (1/7/2022) lalu.
Jika pemerintah tidak mengindahkan tuntutannya, Novel mengungkapkan, Kelompok 212 tidak akan main-main. Mereka akan melakukan tindakan tegas.
Mereka siap mengepung bandara untuk mencegah Timnas Israel memasuki wilayah Indonesia.
“Jangan sampai umat Islam yang bergerak kepung bandara karena ini bukan pepesan kosong,” tambahnya.
Menurut Novel, hal itu sudah pernah dibuktikan oleh umat Islam saat kedatangan Rizieq Shihab ke Indonesia beberapa waktu lalu. Ketika itu, para simpatisan berhasil membuat bandara lumpuh.
“Itu adalah sejarah baru. Ada penjemputan sampai kurang lebih massa sampai tiga jutaan,” klaimnya.
Sebelumnya, Politisi PKS, Sukamta mengingatkan amanat UUD 1945 dan para pendiri bangsa bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.
Lebih khusus lagi dukungan Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Palestina adalah harga mati. Sejak dulu sampai sekarang, Indonesia menolak Israel karena telah banyak melukai Palestina.
Palestina sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia semenjak Bapak Pendiri Bangsa mendeklarasikan kemerdekaan.
Karenanya, Anggota Komisi I DPR RI itu berharap Indonesia bisa memakai momen Piala Dunia U-20 2023 untuk menyuarakan ketidakadilan dalam hubungan kemanusiaan dan sepak bola.
Di sisi lain, Pemerintah dan PSSI menegaskan Israel dapat bermain di Piala Dunia U-20 2023 yang digelar di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. menegaskan sesuai kesepakatan dengan FIFA, sepak bola mesti dipisahkan dari politik.
Oleh sebab itu, setiap negara bisa berlaga pada setiap turnamen FIFA meski negara tuan rumah tidak memiliki hubungan bilateral dengan mereka.*** (rtc)