Ilmuwan Mengembangkan Robot Seukuran Kutu untuk Operasi Bedah

Jabarekspres.com – Kini para ilmuwan terus mengembangkan teknologi dalam bidang medis untuk membantu dalam mengobati berbagai macam penyakit.

Salah satunya teknologi yang sedang disempurnakan yaitu robot untuk operasi bedah. Para insinyur di Northwestern University, Illinois, Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan robot berjalan terkecil yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Sementara itu, hal yang tidak kalah menarik adalah robot ini dibuat dalam bentuk kepiting kecil, dengan lebar setengah milimeter atau seukuran kutu.

Robot kecil ini bisa membungkuk, memutar, merangkak, berjalan, berbalik, dan bahkan melompat. Tidak hanya itu, para peneliti juga mengembangkan robot berukuran milimeter yang menyerupai cacing, jangkrik, dan kumbang.

Saat ini penelitian masih bersifat eksploratif. Tapi, para peneliti percaya bahwa teknologi ini dapat membawa bidang ini lebih dekat untuk mewujudkan robot berukuran mikro.

Dengan demikian, robot ini nantinya dapat melakukan tugas-tugas praktis di dalam ruang tubuh, yang tertutup rapat untuk menggantikan operasi bedah.

Penelitian ini telah dipublikasikan akhir Mei lalu di jurnal Science Robotics. Pada september lalu, tim yang sama memperkenalkan microchip bersayap yang merupakan struktur terbang terkecil yang pernah dibuat manusia.

“Robotika adalah bidang penelitian yang menarik, dan pengembangan robot skala mikro adalah topik yang menyenangkan untuk eksplorasi akademis,” kata John A. Rogers yang merupakan ilmuwan yang memimpin penelitian eksperimental ini.

Sebagai informasi, Rogers merupakan ilmuwan yang memimpin proyek ini merupakan pelopor dalam bioelektronika.

Selain itu, Rogers adalah Profesor Sains dan Teknik Material Louis Simpson dan Kimberly Querrey, Teknik Biomedis, dan Bedah Neurologis di Sekolah Teknik McCormick dan Fakultas Kedokteran Feinberg di Northwestern dan direktur Institut Querrey Simpson untuk Bioelektronika (QSIB).

Ilmuwan lainnya, Yonggang Huang, yang memimpin penelitian teoretis ini juga menyebut, teknologi yang mereka kembangkan memungkinkan berbagai metode gerak terkontrol dan dapat berjalan dengan kecepatan rata-rata setengah panjang tubuhnya per detik.

“Ini sangat menantang untuk dicapai pada skala kecil untuk robot terestrial,” tuturnya.

Sementara Huang adalah Profesor Teknik Mesin dan Teknik Sipil dan Lingkungan di McCormick dan anggota kunci QSIB. Keduanya memang diketahui concern terhadap pengembangan robot di bidang kesehatan.***

Tinggalkan Balasan