Mesin Parkir Dianggap Terlantar, Dishub Gencarkan Optimalisasi

BANDUNG – Ratusan mesin parkir di Kota Bandung seringkali disebut terlantar oleh berbagai pihak. Kini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung sedang menggencarkan optimalisasi untuk mengedukasi masyarakat dan juru parkir.

Kepala Sub Bagian TU UPT Pengelolaan Perparkiran Dishub, Hilman Oktana, meluruskan isu tersebut. Ia mengatakan bahwa mesin parkir yang tersebar di seluruh Kota Bandung sebetulnya berfungsi.

“Banyak (orang) yang mengira mesinnya mati, uangnya diambil, banyak yang berpikir negatif. Mesin parkir itu sleep mode, gak akan nyala kalau dipencet, seperti handphone. Makanya kita adakan (edukasi) ini, bahwa mesin parkir itu gak mati tapi cara pakainya seperti ini lho,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (29/5).

Sosialisasi dan optimalisasi mesin tersebut telah berjalan sejak Jumat, 27 Mei 2022 dan diharapkan berakhir dengan optimal pada Sabtu, 23 Juli 2022.

Hilman mengatakan, sosialiasi kepada juru parkir dan pengguna jasa parkir ini diawali dari Jalan Braga, mengingat mobilitas pengunjung yang cukup tinggi.

“Jadi kita adakan optimalisasi pertama di Jalan Braga yang memang disorot oleh semua (masyarakat), untuk akhirnya bersambubg ke pendapatan, ke PAD,” terangnya.

Edukasi ini akan dilakukan secara bertahap. Setelah sosialisasi di Jalan Braga rampung, maka pihaknya akan menerapkan program ini di wilayah Bandung lainnya. “Nanti semua lokasi yang ada mesin parkir akan kita akan laksanakan (sosialisasi) ini,” kata Hilman.

Di sepanjang Jalan Braga, terdapat 30 mesin parkir yang akan dijaga oleh petugas. “Ada (yang berjaga). Kita bikin dua shift dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore, shift pertama. Jam 3 (sore) sampai jam 10 malam shift kedua,” imbuh Hilman.

Dalam program optimalisasi ini, ucapnya, pengguna jasa parkir akan diberikan edukasi mengenai tata cara menggunakan mesin tersebut.

“Cara penggunaanya kita cuma nyalain dulu, pencet tombol manapun. Masukin nomor kendaraannya, berapa lama durasi parkir, kira-kira berapa lama sejam atau dua jam, didampingi sama kita, sama karyawan dari perusahaan parkir dan sama juru parkirnya,” terang Hilman.

“Untuk kartu (E-Toll), misalkan pengguna jasa parkir gak punya, si juru parkir fasilitasi dari kartu miliknya. Juru parkir ngisi dulu. Kalau kita mah ngisi pulsa, top up lah ya. Terutama buat pengguna motor yang kebanyakan gak punya, kalau mobil E-Toll pasti punya lah ya,” sambungnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan