JABAREKSPRES.COM – Kepala Kantor Perwakilan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja, PhD membagikan tips untuk mencegak masuknya virus Hepatitis akut kedalam saluran cerna.
Ada sekitar Lima tips atau cara yang dibagikannya UNICEF agar virus hepatitis akut ini tidak sampai ke saluran pencernaan terutama untuk anak-anak.
Lima tips tersebut yakni yang pertama membiasakan anak untuk rutin cuci tangan menggunakan sabun.
Yang kedua, memastikan makanan yang akan dikonsumsi sudah diolah atau dimasak dengan benar, serta dalam kondisi matang dan bersih.
Selanjutnya, tidak bergantian atau menggunakan alat makan bersama dengan orang lain.
Yang keempat, hindari kontak dengan orang sakit, apabila diketahui sudah ada orang yang sakit, maka sebisa mungkin menjaga jarak untuk menghindari penularannya.
Yang terakhir selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Selain lima tips tersebut, Hengky juga menekankan pentingnya imunisasi dasar lengkap dan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya pencegahan hepatitis akut.
“Kita harus mendorong cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak yang salah satunya mencakup vaksin pencegahan hepatitis serta membiasakan PHBS,” kata Henky di Makassar.
Selain imunisasi, pemenuhan gizi juga dinilai berperan penting dalam upaya pencegahan penyakit hepatitis. Maka makan makanan bergizi dan pola PHBS terutama kebiasaan mencuci tangan akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penularan penyakit.
Secara umum penyakit hepatitis akut terjadi karena ditularkan oleh virus yang menular melalui saluran pernapasan dan pencernaan.
“Hingga saat ini dampaknya bisa fatal karena prosesnya cepat maka sering lambat disadari dan ditangani,” ujar Henky.
Saat ini, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan arahan terkait kewaspadaan dan pencegahan terhadap penyebaran virus hepatitis ke semua tingkatan.
Di tengah perkembangan teknologi, menurut Henky, penting menyampaikan soal kesadaran pencegahan hoaks seputar penyakit hepatitis yang dianggap justru bisa berimbas negatif pada faktor-faktor pencegahan. Hingga masyarakat tidak percaya pada imunisasi/vaksinasi.
Sementara, kata Henky, imunisasi dasar lengkap menjadi upaya paling efektif melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi, maupun vaksinasi COVID-19 yang ditujukan untuk penuntasan pandemi.