JABAR EKSPRES – Kamu mungkin sudah dengar soal aplikasi Next 15. Awalnya terdengar menjanjikan katanya bisa kasih cuan dari aktivitas tertentu, bahkan ada skema pengembalian saldo dana buat yang rugi. Tapi sayangnya, makin ke sini gelagatnya makin aneh dan makin banyak pengguna yang merasa ditipu.
Kabar terbaru? Aplikasi Next 15 diduga sudah masuk tahap “penipuan permanen”. Iya, Kamu nggak salah baca.
Banyak pengguna yang diminta transfer (TF) ulang, dengan alasan agar saldo dana mereka bisa dikembalikan. Tapi setelah itu? Aplikasinya malah ditutup total alias closing permanen.
Baca Juga:Lupa Password atau Token SPMB Jakarta 2025? Begini SolusinyaBonus Login Rp50.000 untuk Pengguna Baru Aplikasi Penghasil Uang 2025 Berikut Ini
Modus Baru: Percepat Saldo Dana Member, Tapi Malah Hilang
Beberapa orang melaporkan kalau mereka diminta membayar biaya percepatan pengembalian dana. Katanya, supaya proses refund lebih cepat dan prioritas.
Tapi kenyataannya? Saldo Dana member nggak balik, malah uang Kamu hilang dua kali lipat. Udah rugi di awal, sekarang diminta bayar lagi buat sesuatu yang nggak jelas ujungnya.
Yang bikin lebih menyakitkan, terkadang ada beberapa akun media sosial yang pura-pura posting bukti kalau dananya berhasil dikembalikan. Tapi itu cuma pancingan. Strategi klasik untuk bikin korban baru tergiur dan ikutan bayar biaya percepatan.
Ayo Bangun Kesadaran! Jangan Mau Dibodohi Lagi
Kami paham, nggak enak rasanya kalau udah keluar uang, tapi harapan balikin modal justru dibalas jebakan.
Tapi, jangan biarkan rasa ingin balik modal malah bikin Kamu makin rugi. Kalau ada yang minta Kamu TF lagi dengan alasan refund, langsung stop!
Berhenti percaya pada janji-janji manis yang nggak punya bukti kuat. Coba pikir deh, kalau memang perusahaan atau aplikasi ini niat balikin dana penggunanya, kenapa harus minta bayar dulu?
Modus Seperti Ini Sudah Sering Terjadi
Next 15 bukan yang pertama. Sudah banyak aplikasi atau platform penghasil uang yang menggunakan skema serupa. Polanya hampir selalu sama:
- Iming-iming hasil besar dalam waktu singkat.
- Tiba-tiba maintenance atau sistem down.
- Janji pengembalian dana jika ikut prosedur tertentu.
- Permintaan TF ulang untuk “biaya percepatan”.
- Akhirnya platform hilang dan uang tidak kembali.