Hepatitis Misterius Berkaitan dengan Covid-19? Begini Kata Pakar

Jabarekspres.com – Mengenai Hepatitis misterius yang dikaitkan dengan vaksinasi Covid-19, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyebut hipotesis tersebut belum di dukung fakta.

“Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19,” kata Zubairi Djoerban yang dikutip dari ANTARA, Selasa (3/5).

Hepatitis misterius pada anak jadi bahasan hangat di seluruh dunia. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) melaporkan hingga kini terdapat 170 kasus dugaan Hepatitis akut di dunia, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal.

Dia mengungkapkan sebagian besar anak-anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.

Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah dan sebagian besar anak tidak mengalami demam.

Zubairi menjelaskan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), rentang usia pasien yang diidentifikasi antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun.

Terkait penyebabnya, Zubairi mengatakan para ahli sedang menyelidiki, termasuk di Indonesia.

“Sebagian ketemu Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-CoV2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain,” katanya.

Zubairi mengatakan Adenovirus merupakan virus umum yang sebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare. “Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri,” katanya.

Zubairi mengatakan Hepatitis misterius tersebut berkriteria amat serius karena beberapa anak meninggal dunia. Bahkan sepuluh dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati yang terjadi di Inggris.

Zubairi menambahkan hingga saat ini belum ada teknologi diagnosa untuk mendeteksi Hepatitis misterius itu. “Belum ada tes yang memastikan,” katanya.

Sejauh ini, kata Zubairi, pasien pengidap Hepatitis tersebut dinyatakan negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.

Menurut laporan WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun. Sebagian besar pasien anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. (jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan