Tolak Kenaikan BBM, Forum Aksi Mahasiswa Lakukan Unjuk Rasa

BANDUNG – Forum Aksi Mahasiswa melakukan konvoi dari titik kumpul kampus 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menuju lokasi aksi di depan Depo Pertamina Gedebage untuk tolak kenaikan harga BBM. Mereka merupakan puluhan mahasiswa dari 7 kampus yang berbeda se-Bandung Raya.

BBM naik, BBM naik, rakyat menjerit,” teriak massa aksi yang tergabung dalam Forum Aksi Mahasiswa Bandung Raya di depan Depo Pertamina Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (7/4).

Salah seorang koordinator aksi, Azmi Hibatullah menjelaskan, adanya aksi ini dalam rangka tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dirasa menyulitkan masyarakat.

“Aksi ini sebetulnya bukan hanya ke penolakan naiknya BBM, melainkan juga lebih kepada menurunkan harga BBM Pertamax. Kemudian menjamin (ketersediaan, red) subsidi BBM jenis Pertalite untuk rakyat,” katanya kepada Jabar Ekspres disela-sela orasi unjuk rasa.

Hal tersebut dilakukannya bersama kawan aksi lain, lantaran terdapat dugaan mafia yang turut bermain dalam kelangkaan BBM ini.

“Karena setelah kita investigasi. Di Bandung kelangkaan BBM Pertalite ini mulai merebak di setiap pom bensin. Kita menduga ada dalang atau mafia yang bermain. Bahwa ada permainan distribusi untuk setiap pom yang ada,” sambung mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut.

Kebijakan pemerintah terkait menaikkan harga BBM pun dirasa tidak tepat. Mengingat, kata Azmi, kondisi ekonomi masyarakat Kota Bandung sendiri tengah menurun.

Adapun alasan massa aksi memilih Depo Pertamina Gedebage sebagai lokasi unjuk rasa, yaitu selain dianggap sebagai simbol Pertamina di Kota Bandung, pihaknya juga sudah terlampau lelah berorasi di hadapan para wakil rakyat.

“Kalau misalkan kemudian kita aksi di depan gedung DPR, depan Gedung Sate, lalu kita mau ketemu siapa? Bicara dengan siapa? Orang kami sudah tidak punya kepercayaan kepada para pejabat pemerintah,” ujarnya.

“Apapun yang pernah kita sampaikan kepada masyarakat, buktinya tak pernah ditindaklanjuti. Ini (aksi) bentuk keresahan kita, ini bentuk kemarahan kita,” pungkasnya. (zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan