Niat Puasa Ramadhan 2022 dengan Tulisan Latin

Jabarekspres.com – Ada yang masih hingga saat ini belum hafal atau bahkan belum tahu niat puasa Ramadhan 2022? Bila belum jangan gusar.

Ada lho cara cepat untuk mengingat bagaimana sih niat puasa Ramadhan 2022. Ini juga berlaku bagi yang belum lancar membaca ayat Al-Qur’an.

Sebagaimana diketahui, niat puasa Ramadhan 2022 memang menggunakan bahasa Arab. Tak jarang yang terbata-bata dalam melafalkannya.

Namun tak perlu khawatir, Jabarekspres.com telah membuat salinan niat puasa dalam tulisan latin sehingga memudahkan untuk membacanya.

Berikut ini niat puasa Ramadhan 2022 dengan tulisan latin yang bisa diikuti agar ibadah kali ini sesuai dengan syarat dan ketentuan agama Islam.

Nawaitu shauma ghodin ‘an adai fardhi syahri romadhona haadzhihis sanati lillahi ta’ala

Artinya:

Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala

Sebelumnya, Pemerintah resmi menetapkan awal Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 3 April 2022.

Ketetapan ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai hasil Sidang Isbat yang digelar, 1 April 2022.

Usai memutuskan awal Ramadhan 2022, Kemenag pun menerbitkan panduan berupa surat edaran pelaksanaan ibadahnya bagi umat muslim.

Setidaknya ada 12 poin ketentuan yang termuat dalam surat edaran itu. Tak hanya selama Ramadhan tetapi menghadapi Idul Fitri 2022 nanti.

Melansir laman Kementerian Agama (Kemenag), berikut ini ketentuan dalam edaran penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1443 H.

Pertama, umat Islam melaksanakan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Kedua, umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan amalan pada bulan Ramadhan.

Seperti salat tarawih, iktikaf, tadarus Al Qur’an, pengajian, zakat, infak, sedekah, dan wakaf dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Ketiga, dalam penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, pengurus dan pengelola masjid atau musala memperhatikan surat edaran Menteri Agama.

Di dalamnya memuat mengenai pelaksanaan kegiatan peribadatan atau keagamaan di tempat ibadah pada masa PPKM sesuai dengan status level wilayah dan menerapkan protokol kesehatan.

Keempat, pengurus dan pengelola masjid atau musala sebagaimana poin ketiga wajib menunjuk petugas yang memastikan sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan kepada seluruh jemaah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan