BREBES – Hasil pemeriksaan kejiwaan ibu yang tega gorok ketiga anak kandungnya KU (35) di Dukuh Sokawera Desa Tonjong Kecamatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih belum juga keluar.
Sehingga belum diketahui motif sesungguhnya pelaku melakukan aksi nekad melukai ketiga anaknya hingga salah satunya meninggal dunia, sepekan lalu.
Menurut Kapolres Brebes AKBP Faisal Febrianto, saat ini pihaknya masih mendalami kondisi kejiwaan pelaku ibu gorok anak dengan melakukan observasi oleh dokter kejiwaan.
Dia menambahkan, ganjalan terbesar dalam kasus ini pelaku tidak bisa dimintai keterangan lantaran jawabannya selalu ngelantur dan berubah-ubah.
“Kami sudah melakukan interogasi awal kepada saksi-saksi dan pelaku, tetapi pelaku pada saat dilakukan pemeriksaan masih belum stabil dan jawabannya selalu ngelantur, ngacau,” ujar AKBP Faisal.
Menurut peneliti Pusat Pemberdayaan Keluarga (PPK) Universitas Diponegoro (Undip) Kartika Sari Dewi, dia menyayangkan adanya penggiringan opini publik terkait kondisi mental pelaku dengan mengatakan pelaku mengalami depresi atau gangguan kejiwaan.
Padahal untuk menyimpulkan seseornag mengalami gangguan mental tidak dapat dilakukan dengan hanya melihat tindakan yang dianggap di luar kewajaran.
Kartika menyatakan dugaan mengenai pelaku menderita depresi tidak dapat serta merta dinyatakan. Dalam menegakkan diagnosa klinis diperlukan serangkaian asesmen klinis seperti wawancara, observasi, dan psikotes sebelumnya.
“Pada individu yang mengalami tekanan dan frustrasi, tetapi belum memenuhi kriteria diagnosis tertentu, bisa saja menampilkan tindakan yang impulsif karena rendahnya kontrol diri dan menurunnya kemampuan berpikir logis,” kata Kartika kepada JPNN.com, Minggu (27/3).
Menurutnya, ada banyak faktor pemicu seseorang melakukan agresivitas kepada orang lain. Dari faktor mempertahankan diri, faktor ekonomi, rasa cemburu, sakit hati, hingga hal-hal lain yang biasanya direncanakan.
“Tidak perlu harus mengalami gangguan jiwa, setiap orang memiliki risiko melakukan tindak menyakiti orang lain, bahkan pembunuhan,” tutur Dosen Fakultas Psikologi Undip itu.
Pada kasus ibu gorok anak di Brebes ini, dia menekankan pengakuan melindungi ketiga anaknya dari penderitaan hidup perlu didalami lebih jauh dan penuh hati-hati.
Namun, dia tak menampik jika keinginan melindungi orang terkasih juga seringkali muncul ketika seseorang dalam kondisi kalut dan frustasi dengan cara bunuh diri bersama.