Antisipasi Kenaikan Harga Bahan Pokok, Wakil Wali Kota Depok Desak Disperdagin Pantau Sinyal Pasar

DEPOK – Masyarakat Kota Depok tengah dihebohkan dengan isu kenaikan harga bahan pokok menjelang bulan suci Ramadan.

Untuk mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) meminta kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) agar memantau harga kebutuhan pokok di pasaran.

“Hal ini bertujuan agar harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan tetap terjaga,” ungkap IBH, Senin (28/3).

Sejauh ini sinyal kenaikan harga-harga bahan pokok masih dalam keadaan stabil selain harga minyak goreng.

Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres, harga pada beberapa jenis komoditas di pasar Kemiri Muka, salah satu pasar induk di Kota Depok, seperti bawang putih, bawang merah, cabai dan telur masih berada di harga normal.

Harga bawang putih biasa, misalnya, saat ini terjual di kisaran Rp 25.000 per kg, bawang putih cutting Rp 30.000, bawang merah Brebes sedang Rp 30.000 per kg, cabe hijau biasa (besar) Rp 30.000 per kg, cabe merah biasa besar Rp 31.667 per kg, cabe merah keriting Rp 48.667, cabe rawit merah Rp 30.000, cabe rawit hijau Rp 28.000, beras premium II Rp 10.000 per liter, daging sapi murni Rp 126.000 per kg, daging sapi impor beku Rp 90.000.

Pengecualian untuk harga telur, sejauh ini harganya mulai bergerak naik menjadi Rp 25.000 per kg, dari sebelumnya Rp 23.000.

Untuk menjaga harga-harga komoditas di pasar tetap stabil, IBH meminta Disperdagin agar tidak terjadi penumpukan komoditas yang dapat meicu naiknya harga kebutuhan pokok.

“Tugas Disperdagin ini bagaimana bisa menjaga harga-harga di pasar agar tidak terjadi permasalahan penumpukan maupun kesulitan warga dalam mendapatkan bahan kebutuhan pokok,” timpal IBH.

Ia juga mengatakan jika terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran, Disperdagin dapat segera melakukan tindakan antisipasi. Baik itu melakukan operasi pasar sampai dengan antisipasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan.

“Sehingga tidak terjadi kegiatan-kegiatan yang merugikan kita sendiri, merugikan masyarakat dan harga-harga menjadi naik,” pungkasnya. (mg2)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan