Yana Mulyana Klaim Banjir Cepat Surut dan Tidak Separah Tahun Sebelumnya

BANDUNG – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjelaskan bahwa banjir yang terjadi belakangan ini tak separah tahun sebelumnya.

Meski Kota Bandung dihajar dengan intensitas hujan yang tinggi, menurut Yana Mulyana, tak butuh waktu lama, genangan banjir yang muncul kini lebih cepat menyusutnya.

“Nah, sekarang itu, kalau pun debit hujannya tinggi, memang terjadi genangan tapi surutnya cepat,” ungkap Yana Mulyana kepada wartawan Jabar Ekspres di Balai kota Bandung, Rabu (16/3).

Plt Wali Kota Bandung tersebut menambahkan, hal demikian dapat terjadi lantaran sejumlah antisipasi yang disiapkan Pemkot Bandung berjalan baik.

“Beda seperti tahun-tahun yang lalu. Saat sebelum kami membuat sumur resapan dan kolam-kolam retensi,” ujar  Yana Mulyana

Klaim dari orang nomor satu se-Kota Bandung tersebut tentunya memberi angin segar bagi masyarakat. Supaya tidak perlu was-was dengan ancaman banjir akibat cuaca yang merepotkan.

Yana Mulyana menambahkan, untuk penanganan genangan banjir di jalan pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk menanganinya.

Beberapa titik yang sering menjadi langganan banjir di Kota Bandung juga sudah dipetakan, sehingga penyelesaiannya akan segera dituntaskan dengan memperbaiki drainase dan saluran air.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, curah hujan tinggi yang terjadi Maret ini bakal terus terjadi sampai April mendatang. Lalu berangsur menurun diperkirakan pada bulan Mei.

Menurutnya, penyebab kondisi tersebut bisa terjadi lantaran aktivitas monsun yang masih kuat di wilayah Bandung Raya.

Serta gerak semu matahari yang berada di ekuator dan menuju ke utara, sehingga suhu muka laut (SST) di wilayah Jawa Barat menjadi hangat, sehingga kelembapan udara (RH) menjadi tinggi.

“Variasi dari Monsun, SST, dan labilitas atmosfer lokal menyebabkan wilayah Bandung Raya yang berada di dalam cekungan menjadi daerah pertumbuhan awan hujan (Cb) yang aktif,” tulisnya dalam pesan singkat yang diterima wartawan Jabar Ekspres, Selasa (15/3) kemarin.

Dirinya menambahkan bahwa dampak yang perlu diwaspadai masyarat yakni bencana hidrometrologi, antara lain:

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan