Jabarekspres.com, Cianjur — Ada 40 bencana alam di Cianjur awal tahun 2022 seperti yang dicatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Adapun bencana alam berupa longsor menjadi bencana yang sering terjadi di Cianjur.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur mengatakan bahwa telah terjadi 24 kasus tanah longsor, 5 bencana badai putin beliung, dan gempa terjadi 1 kasus, semenjak Januari hingga Maret tahun sekarang, dilansir dari Cianjurekspres.net, Rabu (09/03/2022).
Ia juga membeberkan sejumlah wilayah yang dianggap rawan terjadi peristiwa alam, khususnya di daerah Selatan dan Utara kawasan puncak.
“Hampir 90 persen kejadian bencana alam di dua bulan terakhir terjadi menimpa wilayah yang ada di Cianjur Selatan, seperti Kecamatan Pagelaran, Sukanagara dan Campaka Mulya serta bagian Utara seperti Cipanas, Sukaresmi, Cugenang,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak guna penangangan fenomena alam itu di Cianjur, dengan visi mempermudah penanganan dan pencegahan.
Ia menyebut bahwa TNI/Polri dilibatkan dalam penangangan musibah alam berupa evakuasi hingga membersihkan sisa-sisa reruntuhan. Itu sangat membantu pihaknya dalam penanganan.
“Untuk penanganan, kami berkoordinasi dengan aparat kecamatan, desa dan TNI/Polri serta warga sekitar, sehingga proses evakuasi hingga menyingkirkan material longsor, tidak sampai memakan waktu lama,” bebernya.
Sinergi lintas lembaga dalam menangani bencana alam ini diharapkan dapat terjalin semakin erat dengan mengingat bahwa potensi tersebut di Cianjur bisa terjadi kapan saja.
Tidak hanya itu, warga sekitar sendiri juga diharapkan untuk terus bisa berpartisipasi dalam penanganan maupun pencegahan guna melancarkan efektivitas penanganan dan pencegahan itu sendiri.
Rudi Labis Wibowo pun terus memberikan himbauan kepada masyarakat sekitar, dan khususnya yang berada di wilayah rawan kejadian, untuk selalu siaga dan waspada. Pasalnya, curah hujan masih tercatat tinggi dan berpotensi mengakibatkan bencana.
“Tetap waspada, karena curah hujan yang tinggi dengan intensitas tinggi, diperkirakan masih bisa terjadi hingga pertengahan bulan Maret dan tidak menutup kemungkinan terjadi bencana alam seperti longsor, banjir dan angin puting beliung,” pungkasnya.
Potensi peristiwa alam yang terbilang tinggi ini memang tidak bisa diprediksi kapan tibanya. Tentunya, kesigapan dan kesiapan harus menjadi sikap yang terus dijaga untuk meminimalisir resiko kejadian alam ini.