Hadapi Cuaca Ekstrem, Camat Tapos Imbau Warga Pangkas Pohon

DEPOKKota Depok sedang dilanda cuaca ekstrem sejak beberapa hari belakangan ini. Hujan disertai angin kencang kerap terjadi di waktu sore hingga malam hari.

Untuk menghindari potensi bencana akibat cuaca ekstrem, khsususnya di wilayah Kecamatan Tapos, Camat Tapos, Abdul Mutolib mengimbau kepada seluruh warganya untuk rutin membersihkan lingkungan dan juga memangkas pohon sekitar rumah yang berpotensi tumbang.

“Saya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dengan rutin membersihkan lingkungan, pemangkasan pohon di tepi jalan dan rumah,” ujar Mutolib, Selasa (8/3).

Pihaknya menyebut, masalah kebersihan sejauh ini menjadi atensi bersama. Bahkan, lanjut dia, di wilayah Tapos rutin diadakan kerja bakti.

“Baik itu yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, kecamatan, kelurahan ataupun RT-RW,” paparnya.

Tidak hanya itu, dirinya juga menambahkan bahwa pihaknya juga menerapkan sanksi tindak pidana ringan (tipiring), jika ada masyarakat yang kedapatan membuang sampah sembarangan.

Dia melanjutkan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan laporan terkait bencana yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem belakangan ini.

“Sampai saat ini belum ada laporan yang disampaikan terkait dampak dari angin kencang beberapa waktu lalu. Baik dari masyarakat, Satuan Kepolisian Pamong Praja (Satpol PP) kecamatan dan juga stakeholder lainnya,” ujarnya.

Selanjutnya, dia menyebut telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi bencana menghadapi musim penghujan dan angin kencang. Salah satunya, dengan memetakan wilayah-wilayah rawan bencana.

“Dari awal musim penghujan dan angin kencang, sudah saya sampaikan ke pak lurah dan RT-RW untuk memantau wilayah masing-masing. Serta memetakan titik-titik yang rawan bencana,”ungkapnya.

Dikatakannya, dari hasil pemantauan dan pemetaannya harap disampaikan juga ke kelurahan dan kecamatan agar ada tindaklanjut dari laporan tersebut.

“Seperti, titik-titik pohon besar yang berada di tepi jalan dan rumah yang harus segera dipangkas, lalu wilayah-wilayah yang saluran airnya rawan meluap,” pungkasnya. (mg2)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan