BANDUNG – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Republik Indonesia, Letnan TNI Suharyanto menyebut bahwa Provinsi Jawa Barat kini telah menduduki rangking pertama dalam penyebaran Covid-19 di masyarakat.
“Walaupun sudah 2 tahun kita bergulat melawan Covid-19 sampai awal tahun 2022 ini ternyata pertarungan kita belum berakhir. Yang terbaru adalah virus Omicron. Kita ketahui bersama, tiga hari terakhir Jabar menduduki rangking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif. Tapi itu jangan menjadikan kita semua kecil hati,” ucap Suharyanto saat ditemui di Balai Kota Bandung, Sabtu (19/2).
Adanya hal tersebut, Suharyanto ingin pemerintah Kota dan Kabupaten di Jawa Barat untuk segera melakukan langkah cepat untuk menanggulangi penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Barat.
Sehingga, lanjut dia, kasus penyebaran Covid-19 di masyarakat bisa kembali kondusif.
“Yang penting (pemerintah) Kota segera bersiap untuk kembali bekerja keras, sehingga Jabar dapat kembali kondusif. emang trennya seperti itu,” sambungnya.
Deberapa daerah selain di Jawa Barat, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan beberapa Provinsi di luar pulau Jawa, saat ini juga sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19.
“Sekarang yang mulai ada penurunan adalah DKI, Banten, dan Bali. Sedangkan yang sedang naik, Jabar, Jateng, Jatim, Jogja, dan Provinsi di luar Jawa. Puncak kasus konfirmasinya sudah mulai melonjak saat Juni 2021 yaitu saat terjadinya puncak varian Delta,” paparnya.
Suharyanto juga mengatakan, meskipun saat ini kasus kematian akibat Covid-19 dinilai tidak separah varian Delta, namun tingkat kefatalanya dan penyebarannya dirasa sangat tinggi.
“Walaupun kematiannya tidak seperti (varian) Delta, sebagai gambaran, saat Delta itu kasus konfirmasinya 56 ribu per hari dan yang meninggal 2000 lebih. Tapi sekarang kasus konfirmasi nasional itu 64 ribu tertinggi, yang meninggal dibawah 250 orang. Jadi artinya memang dari segi kefatalan, virus varian omicron ini tidak seberbahaya delta tapi banyak juga yang meninggal,” ucapnya.
Bahkan, ia menuturkan, berdasarkan analisa data, kebanyakan masyarakat yang meninggal akibat Covid-19 varian omicron ini dikarenakan memiliki riwayat penyakit bawaan (komorbid) dan Masyarakat lanjut usia (lansia).