BANDUNG – Ketua Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron meyebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan, terdapat hampir sekitar 80 persen kasus Covid-19 dimasyarakat merupakan varian baru berjenis Omicron.
Namun Asep menambahkan, untuk sisanya masih dilakukan pemeriksaan oleh instansi terkait seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung.
“Kalau hasil kemarin dari dinkes itu hampir 80 persen covid varian omicron, sisanya masih terus diperiksa. Tapi varian delta juga masih memungkinkan, tapi sampai hari ini kemarin pemeriksaan 80 persen varian omicron di Kota Bandung,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (17/2).
Bahkan Asep juga mengatakan, sejak awal Januari 2022 hingga Rabu (16/2) kemarin terdapat ada 16 orang yang meninggal akibat Covid-19. Sehingga lanjut dia, belasan pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Bandung mayoritas memiliki penyakit bawaan.
“Per satu Januari sampe kemarin tanggal 16 Februari, ada 16 orang yangg meninggal. Yang meninggal itu kalau lihat rekap rekam medisnya, satu ada yg usia 16 tahun, komorbid DBD (Demam Berdarah Dengue),” katanya.
“Jadi itu belum tahu meninggalnya karena covid atau DBD. Terus ada yg lansia 94, jadi kalau yg 16 itu dikelompokkan itu hampir 100 persen komorbid, 70 persen belum divaksin,” tambahnya
Sementara itu, Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengatakan bahwa dari hasil test Whole Genome Sequencing (WGS) kepada masyarakat, 80 persen terdeteksi varian omicron.
“Hasil WGS diatas 80 persen sample yang dikirimkan omicron, jadi yang berkembang di masyarakat saat ini (Penyebaran Covid-19) didominasi varian omicron,” tuturnya
Untuk diketahui, dari data yang dihimpun di halaman bandung.go.id per hari kemarin, kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung kini telah menunjukkan angka sebanyak 6.846, dengan kasus kematian sebanyak 1.434. (Mg4).