SOREANG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku terharu ketika mewisuda 2.000 penghapal Al-Qur’an dalam Program Satu Desa Satu Hafidz atau Sadesha, di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung, Senin (31/1).
“Banyak keterharuan saya karena wisuda ini ditunggu-tunggu, yang akibat Covid-19 jadi terkendala. Momen keislaman ini sungguh saya nantikan. Saya juga rasa tenang karena dalam urusan pembangunan infrastruktur dengan batin berjalan seimbang,” ucap Ridwan Kamil.
“Hal ini dapat dilihat dari kesuksesan rasio yang melebihi target. Tadinya kan target 5.300 desa dalam lima tahun. Sekarang tahun ketiga sudah dicapai 4.700, berarti melebihi target,” tambahnya.
Hal mengharukan lainnya, ada beberapa penghapal Al-Qur’an yang memiliki keterbatasan antara lain lulusan yang tunanetra, ada yang didorong kursi roda karena tak mampu berjalan.
“Ada lulusan yang tunanetra dan yang tidak bisa jalan, tapi mereka sangat bersemangat dengan program ini,” tandasnya.
Kepada para wisudawan, Emil berharap dari ilmu yang diterima selama Program Sadesha dapat bermanfaat bagi warga sekitar, sehingga nantinya masyarakat Jabar lebih takwa dengan keislaman.
“Memahami Al-Qur’an itu ada lima urutan, yaitu mengetahui, membaca, menghapal, mengamalkan, kemudian mensyiarkan. Jadi harapannya jangan sekadar hafal saja. Setelah menghapal supaya diamalkan, setelah diamalkan kemudian mensyiarkan. Ada yang ikut program berencana memiliki pesantren itu masuk level lima,” harapnya.
Menurut Emil, meski Sadesha baru berjalan selama tiga tahun, namun Program Sadesha berhasil mencetak 4.700 penghapal Al-Qur’an yang tersebar di 5.300 desa se-Jabar.
“Program Sadesha berjalan lancar dengan segala plus minusnya selama tiga tahun terakhir ini. Total ada 4.700 desa dari 5.300 desa yang sudah memiliki penghapal Al-Qur’an baik 20 juz, maupun 30 juz,” ungkapnya.
Gubernur Jabar ini memastikan di akhir masa kepemimpinannya, seluruh desa di Jabar akan memiliki penghafal Al-Qur’an. Mereka kemudian akan mendidik anak-anak di desa.
“Insya Allah, di sisa masa jabatan kami, seluruh desa di Jawa Barat tidak ada lagi yang tidak mempunyai penghapal Al-Qur’an. Tugas mereka setelah lulus adalah mendidik anak-anak desa, dan didikannya ini sekarang per hari ini total hampir 50.000 anak yang sudah dididik oleh wisudawan program ini,” pungkasnya.**