20 ribu pengunjuk rasa sempat “meneror” ibu kota negara Kazakhstan, Almaty. Dilaporkan bahwa properti milik negara alami kerusakan pasca ricuh yang diakibatkan para pengunjuk rasa. Hal ini bikin Presiden Kazakhstan geram.
Adapun gerakan pengunjuk rasa muncul seusai kabar menyoal harga BBM yang kembali dinaikkan Kazakhstan.
Menanggapi rusuh tersebut, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomar Tokayev menitahkan suatu perintah mengerikan bagi para pasukan keamanannya.
Menembak atau membunuh!
Dilansir dari Jawa Pos, Kassym-Jomart Tokayev mengizinkan aparat alias pasukan keamanan untuk ambil langkah “menembak atau membunuh” para pengunjuk rasa. Tanpa peringatan.
Presiden Kazakhstan tersebut berkilah bahwa keputusan itu diambil akibat kerusuhan yang ditimbulkan 20 ribu pendemo. Para pengunjuk rasa ini telah menyerang ibu kota Almaty dan menghancurkan properti negara pasca buntut kenaikan harga BBM.
Maka dirinya pun secara tegas telah mengizinkan penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa ketika tindakan keras terhadap pengunjuk rasa meningkat secara dramatis.
“Mereka yang tidak menyerah akan tersingkir,” tegasnya dalam pidatonya seperti dilansir dari Sky News, Minggu (9/1).
Selain itu, sang presiden juga telah meminta bantuan aliansi militer pimpinan Rusia. Dia mengatakan pasukan penjaga perdamaian telah tiba di Kazakhstan dari Rusia dan negara-negara tetangga untuk memastikan keamanan.
Pasukan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, aliansi Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan telah dikerahkan. Sekitar 2.500 penjaga perdamaian sedang dikirim
“Jumlah itu bisa meningkat,” kata sekretaris jenderal aliansi itu kepada kantor berita Rusia RIA.
Dalam pidatonya, Tokayev juga berterima kasih kepada Presiden Vladimir Putin serta para pemimpin Tiongkok, Uzbekistan dan Turki. Rusia dan negara lain sudah memberikan bantuan dalam memadamkan pemberontakan.
“Negosiasi apa yang dapat dilakukan dengan penjahat, pembunuh?” katanya.
Pada hari Jumat, 26 pengunjuk rasa telah tewas selama kerusuhan, sementara 18 terluka dan lebih dari 3.000 orang telah ditahan sementara lebih dari 700 luka-luka. Kazakhstan telah mengalami protes jalanan paling keras sejak negara itu memperoleh kemerdekaan tiga dekade lalu.
Kerusuhan berubah setelah batas harga gas dihapus. Kerusuhan dipicu di provinsi barat penghasil minyak Mangistau pada hari Minggu setelah batas pada bahan bakar gas cair telah dihapus, menyebabkan harga berlipat ganda. (jp/zar)