Selama Pandemi, Angka Putus Sekolah di Tingkat SD Meningkat 10 Kali Lipat

JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat, angka putus sekolah selama pandemi Covid-19 meningkat. Khususnya jenjang SD, meningkat 10 kali lipat.

Sekjen Kemendikbudristek, Suharti mengatakan, salah satu faktor meningkatnya angka putus sekolah karena anak didik ikut membantu ekonomi keluarga selama pandemi Covid-19.

“Anak-anak yang putus sekolah untuk anak SD saja ini meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2019,” kata Suharti dalam webinar, dikutip Senin (3/1).

Selain itu, kata Suharti, tingginya angka putus sekolah juga disebabkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dinilai tidak efektif oleh orang tua. Selain itu, banyak para orang tua yang tidak bisa membantu anaknya dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, baik secara materi maupun immaterial.

“PJJ diartikan sama dengan tidak sekolah. Sehingga orang tua yang merasa pembelajaran jarak jauh yang diikuti oleh anaknya tidak memberikan kemampuan bagi mereka,” ujarnya.

Penurunan jumlahpeserta didik juga berdampak luas pada jenjang pendidikan lain. Angka ini cukup memperihatinkan di mana Indonesia masih berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di tengah persaingan dengan negara-negara lain.

Suharti menambahkan, penurunan jumlah peserta didik ini tidak hanya terjadi di jenjang SD. Melainkan juga terjadi hingga pada jenjang perguruan tinggi.

“Beberapa kepala lembaga perguruan tinggi di Indonesia menyampaikan kepada kami, jumlah peserta didik aktif untuk perguruan tinggi juga turun banyak sekali,” imbuhnya.

Suharti mengklaim, Kemendikbudristek terus mencari cara agar para pelajar maupun mahasiswa untuk dapat kembali ke sekolah maupun ke perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Banyak dampak yang ditimbulkan ketika anak tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, bukan hanya learning loss,” pungkasnya. (Fin-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan