BANDUNG – Mengawali tahun baru 2022, Pemerintah Kota (pemkot) Bandung terus melakukan pembenahan terutama dalam bidang infrastruktur. Hal ini menjadi salah satu resolusi pemkot Bandung di tahun 2022.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan beberapa pembangunan infrastruktur di Kota Bandung pada tahun 2022.
“Seperti kemacetan, banjir, dan wajah kota lah,” ujar Yana, saat ditemui di Kantor Kementerian Agama Kota Bandung, Jalan Soekarno-Hatta No 498, Kota Bandung, Senin (3/1).
Pihaknya juga menjelaskan dalam waktu dekat, Pemkot Bandung memiliki pembangunan tower atau kolam retensi yang ada di Rancacili yang sudah mencapai 50 persen. Kata dia, pembangunan itu akan diselesaikan pada tahun 2022.
“Kemudian ada beberapa kantor Dinas yang kita coba selesaikan, sehingga bisa di fungsikan. Mudah-mudahan itu teman-teman bisa bekerja lebih baik lah yah,” ucapnya.
Ketika ditanya mengenai progres pembangunan flyover, Yana menuturkan bahwa pembangunan flyover daerah Kopo akan selesai pada bulan April tahun 2022.
“Mudah-mudahan sebelum lebaran itu bisa di fungsikan, dan kita coba bergerak membuka akses 149. Mudah-mudahan kilometer 149 interchange itu bisa selesai, itu mengurangi beban gerbang tol Buah Batu, Moh Toha, Kopo, sehingga kemacetan bisa berkurang,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga saat ini sedang mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk membuat jembatan layang koridor Soekarno Hatta yang melintas Ibrahim Adjie dan Buah Batu.
“Itu kan kalau bisa di selesaikan, (perempatan) samsat yah, itu mudah-mudahan bisa mengurai kemacetan. Tapi ini masih di sharing pembebasan tanahnya yah. Karena beban Provinsi Jawa Barat cukup besar. Kalau di kita nya si keliatannya kita sanggup menganggarkan yang sharingnya kita,” kata Yana.
Yana juga menjelaskan pada tahun 2022 akan tetap melakukan pembenahan. Kata dia, terutama resolusi Pemkot Bandung dalam persoalan banjir, sampah, dan ketahanan pangan.
“Karena pandemi ini sesungguhnya kita cukup khawatir. Kan 95 persen bahan pangan itu dari luar kota Bandung. Pandemi itu biasanya, penghasil bahan pangan itu mungkin dia hanya memenuhi kebutuhan di daerahnya masing-masing. Kalau suplai ke kitanya berkurang, kan itu agak repot juga,” pungkasnya.* (mg2)