Dampak Gempa Flores NTT, 346 Rumah Rusak dan 770 Warga Mengungsi

FLORES – Gempa besar yang mengguncang Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa kemarin (14/12) berkekuatan 7,4 skala richter (SR). Berakibat pada rusaknya 346 rumah warga dan 770 warga yang harus mengungsi.

Data tersebut berdasar laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB juga melaporkan wilayah yang paling banyak mengalami kerusakan bangunan adalah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Dari 346 bangunan rumah yang rusak, 134 berstatus rusak berat dan 212 rusak ringan.

Selain tempat tinggal penduduk, gempa juga merusak tiga gedung sekolah, dua tempat ibadah, satu rumah jabatan kepala desa dan satu pelabuhan.

Selain bangunan yang rusak, gempa Flores menyebabkan 770 warga Kabupaten Sikka NTT mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Rinciannya, 320 orang mengungsi di Kantor DPRD Kabupaten Sikka, 150 orang di Gedung SIC dan 330 lainnya berdiam di aula rumah jabatan Bupati Sikka.

BNPB melaporkan belum ada catatan tentang kematian akibat gempa Flores. Namun, ada tujuh orang terluka, yakni enam warga Kabupaten Selayar, Sulsel dan seorang warga Kabupaten Manggarai, NTT.

Gempa Flores NTT berdampak ke sembilan kabupaten di NTT, tiga kabupaten/kota Sulawesi Selatan dan enam kabupaten Sulawesi Tenggara.

Sembilan kabupaten di NTT yaitu Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada.

Lalu di Sulawesi Selatan ada Kepulauan Selayar, Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar. Terakhir, di Sulawesi Tenggara, ada Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Baubau, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Wakatobi.

BMKG melaporkan, sampai Selasa (14/12) malam, tercatat 120 kali gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan lebih dari 5.0 skala richter (SR).

Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau masyarakat khususnya di wilayah terdampak agar tidak panik, tetapi tetap waspada.

Masyarakat agar melihat kondisi rumah masing-masing. Jika terdapat kerusakan struktur seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser dan tiang rumah rusak, sebaiknya jangan tinggal di rumah untuk sementara waktu.

“Warga dapat mengungsi ke rumah kerabat, saudara atau tempat evakuasi sementara yang didirikan instansi dan pemerintah setempat,” ujarnya. (antara/lia/JPNN)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan