TASIKMALAYA – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan bahwa tantangan pemuda hari ini berbeda dengan tantangan pemuda di zaman generasi sebelumnya.
Menurutnya, Tantangan Pemuda itu merupakan berbagai isu mulai dari radikalisme, narkoba, hingga ketahanan keluarga menunggu para pemuda untuk berkontribusi melahirkan solusi.
Pak Uu –sapaan akrab Wagub– menyampaikan hal tersebut pada acara Pelantikan dan Rapat Kerja Daerah Pengurus DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tasikmalaya Periode 2021-2024, di, Kota Tasikmalaya, Senin (6/12).
Baca Juga:Marsha Aruan Berikan Trik Buat Konten dengan Samsung Galaxy A32Vaksinisasi untuk Anak Usia 6 sampai 11 Tahun Jadi Target Pemerintah
Pak Uu menyebutkan, setidaknya ada lima isu utama yang menjadi tantangan pemuda terbesar para pemuda masa kini, antara lain radikalisme, perpecahan kesatuan, narkoba, lemahnya nasionalisme, hingga ketahanan keluarga.
“Tantangan pemuda hari ini berbeda dengan tantangan pemuda sebelumnya,” kata Pak Uu.
“Pertama adalah radikalisme. Bukan hanya radikalisme agama, tapi ada pula radikalisme suku, kelompok, juga ormas (organisasi masyarakat),” imbuhnya.
Pak Uu menilai isu radikalisme penting untuk disorot mengingat aksi radikalisme yang cenderung memaksakan kehendak kelompok atau pribadi yang melanggar aturan agama dan dari gama, aturan norma dan normatif, serta aturan pemerintah dan sosial kemasyarakatan.
Tantangan kedua, perpecahan kesatuan akibat ego para individu maupun kelompok. Perbedaan pendapat antara beberapa pihak juga menjadi salah satu pemicu perpecahan, semisal ego antarsuku, antar-ormas, antar -pemeluk agama, bahkan ego inter-agama dengan faksi-faksi tertentu.
Sedangkan tantangan ketiga, kata Pak Uu, adalah isu narkoba. “Dulu zaman memperjuangkan kemerdekaan tidak ada permasalahan narkoba. Tapi sekarang narkoba menjadi tantangan kita semua,” ujar Pak Uu.
Sedangkan tantangan keempat yakni melemahnya rasa nasionalisme pada para pemuda.
Untuk itu, ia berharap para pemuda dapat mengingat kembali semangat sumpah pemuda, karena memuat banyak nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai patriotisme, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, serta tanggung jawab.
Baca Juga:Penerapan PPKM untuk Luar Jawa-Bali Kembali Diberlakukan Sampai 23 Desember 2021Rucika Bangun Tempat Pengelolaan Limbah Rumah Tangga dengan Sistem SWG di Pacet Kabupaten Bandung
“Untuk itu, kita sebagai bangsa Indonesia tidak boleh lupa dengan semangat yang diajarkan oleh para pemuda yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan menjadikannya panutan dalam kehidupan bernegara,” tuturnya.
