Kasus AIDS Melonjak, Program Kemenkes Harus Dievaluasi

JAKARTA – Tingginya angka penularan kasus AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Indonesia menjadi sorotan serius Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.

Dari data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan tercatay, jumlah kasus  AIDS di Indonesia mengalami lonjakan sebesar 22,78% dari 7.036 pada 2019 menjadi 8.639 pada 2020.

Sementara berdasarkan kelompok umur kasus AIDS berada 20-29 tahun dengan persentase tertinggi (31,9%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,3%), 40-49 tahun (14,2%), dan 50-59 tahun (5,5%).

“Tingginya kasus AIDS di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Bahkan untuk periode Januari-Maret 2021 saja sudah ada 1.607 kasus AIDS yang dilaporkan,’’ujar Netty Heryawan Prasetiyani dalam keterangannya, Kamis, (2/12).

Politisi Partai Keadialan Sejahtera ini menilai, sebetulnya pemerintah memiliki program strtegi untuk menekan angka penularan AIDS dengan nama Fast Track 90-90-90.

Namun, program yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2017 belum berdampak signifikan terhadap turunnya angka penderita AIDS.

Strategi Fast Track 90-90-90 meliputi percepatan pencapaian 90% orang yang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini. Untuk 90% lainnya dari ODHA yang mengetahui status HIV memulai terapi ARV. Dan 90% ODHA yang mengikuti terapi ARV berhasil menekan jumlah virusnya.

‘’Nah ini seharusnya mengurangi kemungkinan penularan HIV, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi ODHA,’’kata Netty.

Untuk itu, Netty mendorong agar pemerintah terus menggalakkan kampanye kesehatan reproduksi terutama untuk kalangan anak muda.

Melalui sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja, say no to free sex, say no to nikah dini,  say no to drugs dan sebagainya.

‘’Untuk mengantisipasi AIDS, perlu juga ada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, komunitas, dan masyarakat sipil sehingga menghasilkan kebijakan yang mempermudah akses terhadap layanan kesehatan.” katanya.

“Jika tidak segera ditekan, tingginya kasus AIDS di kalangan anak muda ini akan mengancam upaya untuk mewujudkan Indonesia sehat dan Indonesia emas tahun 2045,’’pungkas Netty. (red)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan