Waspada! Pemerintah Perlu Antisipasi ‘Ramalan’ Buruk Gelombang 3 Covid-19

JAKARTA – Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia DR. dr. Hariadi Wibisono mengatakan ada kenaikan tren kasus penularan Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Penularan itu melonjak signifikan dari 600-an kasus menjadi 800-an kasus per hari.

“Ini bahkan saat kita belum memasuki libur natal dan tahun baru,” ujar Hariadi.

Oleh karena itu, Hariadi meminta pemerintah memberikan aturan tegas untuk membatasi mobilitas masyarakat. Hal itu diperlukan untuk menghindari gelombang tiga Covid-19.

“Perlu dilakukan pembatasan seperti saat mudik lebaran lalu. Kalau tidak bisa, kita malah akan set back,” ujar Hariadi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyatakan pemerintah saat ini tengah mengkaji berbagai usulan kebijakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 saat libur natal dan tahun baru.

“Pandemi COVID-19 belum sepenuhnya hilang. Pemerintah mengkaji berbagai usulan kebijakan untuk menghadapi hari Natal dan Tahun Baru 2022,” ujarnya.

Johnny mengkhawatirkan libur akhir tahun akan meningkatkan mobilitas penduduk yang berisiko membawa gelombang ketiga COVID-19 dan bisa berdampak sangat buruk.

“Oleh karena itu, beberapa skenario telah disiapkan pemerintah,” ungkap Johnny. Menurut dia, Satgas COVID-19 juga meminta semua tempat wisata dibuka terbatas pada saat libur akhir tahun. Selain itu, penerapan protokol kesehatan harus dijaga demi memastikan perlindungan masyarakat.

“Adapun, untuk pengaturan lainnya masih dalam pengkajian bersama kementerian dan lembaga terkait,” ujarnya.

Johnny menambahkan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan juga dilakukan khususnya di gereja pada saat perayaan natal.

“Pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi akan lebih dimaksimalkan di tempat-tempat umum untuk pengawasan dan tracing pada masyarakat,” tegas Johnny. (antara/jpnn)

Tinggalkan Balasan