LDII Jabar Persiapkan Kaderisasi Pemimpin dan Generasi Emas

BANDUNG – Dalam rangka mencetak kaderisasi pemimpin, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Provinsi Jawa Barat mengadakan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Organisasi bagi Pemuda dan Pengurus Organisasi se-Jawa Barat, Minggu (31/10/2021).

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ini berlangsung semi daring, dengan studio utama di Sekretariat DPW LDII Jabar, dan studio mini di 27 DPD LDII Kota/Kabupaten yang tersebar di 450 titik, atau sekitar 4.000-an peserta se-Jawa Barat.

Pelatihan menghadirkan para narasumber, yakni Tokoh Pemuda Jabar sekaligus Anggota DPR RI HM. Farhan, SE; Plt Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Drs. Imam Gunawan, MP; Kabid Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Bakesbangpol Jawa Barat, Drs. H. Agus Komarudin, MSi; Kabid Kepemudaan Dispora Prov. Jabar Drs. Muhammad Nizar, MMPd.;,. Anggota Departemen Organisasi, Kaderisasi, Kenaggotaan (OKK) DPP LDII Supriasto, SH., MH; Motivator sekaligus anggota Departemen Pelatihan dan Pendidikan Umum (PUP) DPP LDII H. Akmaludin Akbar, MPSi., dan warga LDII peraih medali emas PON XX Papua cabor Pencak Silat Eka Yulianto.

Dalam sambutannya, Ketua DPW LDII Prov. Jabar, drg. H. Dicky Harun, Sp.Ort meminta agar para pemuda membekali diri sehingga memiliki kemampuan berorganisasi, berupa menyatukan visi, misi, dan pikiran dengan anggota lain. Kegiatan berorganisasi ini secara legal formal diakui dan diperhitungkan.

“Para pemuda dan pengurus organisasi harus semangat berorganisasi dan menjadi pemimpin dalam rangka mengisi kemerdekaan dan pembangunan. Kami menyiapkan generasi muda yang siap mendukung Indonesia emas sebagai bonus demografi. Pemuda disiapkan untuk menjadi tulang punggung bangsa. Di era globalisasi ini, kita harus jadi pemain, pameran utama, jangan jadi penonton. Bekalnya berupa ilmu agama, ilmu pengetahuan, dan attitude,” paparnya.

Sementara itu, Tokoh Pemuda Jabar sekaligus Anggota DPR RI HM. Farhan, SE saat membuka pelatihan ini mengatakan, elemen bangsa termasuk para pemuda harus bisa menghargai perbedaan, walaupun isu-isu sektarian, rasisme, dan kesukuan sering menghantui persatuan. Bahkan tuduhan fitnah, serta tindakan-tindakan kekerasan lainnya sering terjadi.

“Perbedaan ini menjadi sebuah kekayaan, Anda bayangkan apabila kita semua sama. Alangkah membosankannya Indonesia, Karena kita tahu, seberbeda apapun kita dengan saudara sebangsa kita, kita adalah satu Indonesia,” paparnya menjelaskan secara daring dari Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Newyork.

Tinggalkan Balasan