Literasi Santri

Maraknya kasus pinjaman online bodong yang tidak sesuai ketentuan pemerintah, santri dituntut juga memahami, dan menguasai literasi finansial (keuangan). Melalui literasi finansial, santri bisa memahami bagaimana cara mengelola uang sesuai kebutuhan, bagaimana kalau memiliki hutang dan tata cara melunasinya, bagaimana cara mengelola tabungan, dan bagaimana cara pengajuan kredit dan pinjaman.

Setiap ceramah, santri bisa memberikan pemahamam tentang pemenuhan kebutuhan keuangan yang sesuai syariat agama dan ketentuan pemerintah, sehingga masyarakat terbebas dari jeratan rentenir.

Pemerintah mendorong para santri untuk menjadi “Santripreneur”, yakni dengan mendorong santri untuk menjadi seorang wirausahawan melalui produk baru yang inovatif. Di Jawa Barat ada program One Pesantren One Product (OPOP), yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian para santri, agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial, dan juga untuk memacu pengembangan skill, teknologi produksi, distribusi/pemasaran melalui pendekatan inovatif dan strategis, dan diharapkan menjadi santri hidup di desa, rezeki kota, dan bisnis mendunia.

Santri di program Santripreneur dan OPOP, tentunya telah mengimplementasikan 6 literasi dasar  : literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya, dan literasi finansial, dan akan menjadi santri yang “Santri Siaga Jiwa Raga”. Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021.

#Penulis adalah Kepala Bidang Bina Perpustakaan dan Budaya Gemar Membaca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, serta Dosen Luar Biasa Universitas Al-Ghifari Bandung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan