Begini Strategi Besar Jokowi Ubah Struktur Ekonomi

Jokowi ingin hilirisasi gencar dilakukan dengan memanfaatkan alih teknologi, namun tetap bijaksana dalam memanfaatkan hasil alam. Berkaca dari rentetan era commodity boom, Indonesia harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini mengandalkan komoditas dan konsumsi, untuk masuk ke hilirisasi dan kemudian industrialisasi.

Jokowi mengaku tidak ingin Indonesia kehilangan kesempatan lagi untuk mengoptimalkan nilai tambah sumber daya alam setelah era booming minyak bumi pada 1970-an dan selanjutnya batu bara era 2000-an.

Oleh karena itu, dalam strategi besar bisnis negara yang disampaikan Jokowi, hilirisasi menjadi jalan yang ditujukan untuk keluar dari jebakan negara pengekspor bahan mentah, dan kemudian mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Strategi besar lainnya adalah digitalisasi UMKM dan pengembangan ekonomi hijau.

Nilai tambah hilirisasi

Hilirisasi merupakan proses meningkatkan nilai tambah dengan mengolah atau memurnikan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau jadi. Nilai produk bahan mentah akan semakin meningkat jika mengalami proses hilir dibandingkan dijual dalam bentuk mentah.

Saat pemancangan fondasi (groundbreaking) pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Selasa (12/10/2021), Jokowi telah memerintahkan swasta dan seluruh badan usaha milik negara (BUMN) sektor tambang untuk melakukan hilirisasi.

Hilirisasi juga memberi arti penting dalam rantai ekonomi, karena akan menghadirkan pemasok dan industri lain, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, dan meningkatkan penerimaan pajak bagi negara.

Adapun pembangunan smelter Freeport merupakan tindak lanjut dari langkah pemerintah dalam mengambilalih 51 persen saham perusahaan tambang raksasa asal AS, Freeport McMoran itu.

Selain Freeport, sejak kepemimpinannya pada 2014, Presiden Jokowi telah memimpin pengambil-alihan lapangan migas Blok Mahakam dari perusahaan Prancis, Total E&P untuk diberikan ke PT Pertamina (Persero) dan Blok Rokan dari Chevron untuk juga diberikan ke Pertamina.

“Nilai tambah yang maksimal untuk kepentingan nasional kita, untuk kepentingan dalam negeri kita, untuk kepentingan rakyat kita. Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih,” kata Presiden.

Smelter Freeport di Gresik, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memiliki kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat per tahun dengan kemampuan produksi 600 ribu ton tembaga.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan