JAKARTA – Keberadaan Partai Golkar di kancah politik Indonesia telah memberikan peran penting dalam demokrasi. Sejak era reformasi 1998, Partai Golkar terus berevolusi dengan perbaikan sistem demokrasi.
Golkar dinilai terus melakukan perubahan mengikuti perkembangan zaman dengan menjadi partai modern.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra berpendapat, Iklim demokrasi di internal partai Golkar sendiri sudah berubah.
Bahkan mengatakan sistem perekrutan dan kaderisasi di partai beringin ini diakui sebagai salah satu yang terbaik di Tanah Air.
“Partai Golkar sejak masa reformasi dan demokratisasi masih tetap merupakan partai modern, bahkan mungkin sebagai satu satunya partai modern di Indonesia,” kata Azyumardi Azra, cendekiawan muslim dan guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dalam webinar bertajuk “Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024”, Sabtu pagi (16/10).
Dia menilai, salah satu parameter Golkar sebagai partai modern menurut Azyumardi Azra adalah eksistensi Partai Golkar yang diisi oleh banyak teknokrat dan kader dengan sistem merit atau berbasis kemampuan.
Hingga kini sistem politik di Golkar sangat demokratis dan hampir tidak terlihat ada dinasti ataupun oligarki di internal partai.
“Dinasti itu artinya dikuasai oleh anak cucu dan oligarkis itu dikuasai oleh elite politik yang terbatas. Kalau Golkar tidak. Kita bisa melihat siapa saja sebetulnya bisa menjadi pemimpin di Golkar, bisa mengalami mobilitas politik di Golkar,” ujar mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Ini menjadi sebuah nilai tambah bagi partai yang saat ini dipimpin oleh Airlangga Hartarto, jika dibandingkan partai-partai lain.
Selain dinamis, Golkar sangat terbuka bagi kader mana pun untuk memimpin partai tersebut. Bagi Azyumardi, poin-poin ini menjadi nilai tambah bagi Partai Golkar.
Terutama dalam menggaet suara anak-anak muda yang kritis terhadap keberadaan politik dinasti dan oligarki di Indonesia.
“Satu keunggulan yang saya kira bisa dijual dipasarkan oleh Golkar dalam masa-masa sekarang ini, terutama kepada generasi milenial, bahwa Golkar ini adalah partai merit bukan partai dinasti,” ungkap Azyumardi Azra.
Selanjutnya menurut Azyumardi, Golkar harus bisa membawa isu yang dekat dengan pemilih muda. Menurutnya dalam data BPS tahun 2020, saat ini pemilih muda atau pemilih pertama mendominasi angka pemilih hingga diatas 50 persen.