CIREBON — Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil berharap Ruang Kreatif Ahmad Djuhara di Kota Cirebon dapat menjadi ruang generasi muda Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan) untuk terus berkarya.
“Saya harapkan ruang ini melahirkan inspirasi. Dan Ciayumajakuning, anak-anaknya, melompat kreativitasnya karena sering bertemu di sini,” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– saat membuka acara Tentang Ahmad Djuhara Pameran dan Talkshow di Ruang Kreatif Ahmad Djuhara, Kota Cirebon, Selasa (12/10/2021).
Ahmad Djuhara sendiri merupakan nama arsitek gedung creative center di Kota Cirebon. Setahun sebelum gedung tersebut diresmikan, Djuhara mengembuskan napas terakhir. Untuk menghormati sang arsitek, maka gedung tersebut diberi nama Ruang Kreatif Ahmad Djuhara.
Selain memberikan penghormatan, Kang Emil juga ingin menjadikan Ahmad Djuhara sebagai sumber inspirasi banyak orang.
“Orang juga akan bertanya kalau datang ke sini siapakah Ahmad Djuhara. Dengan nanti narasi, karyanya mudah-mudahan yang datang khususnya di Ciayumajakuning tiba-tiba kepikiran ingin seperti sosok yang namanya di sini,” ucapnya.
Ahmad Djuhara merupakan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) periode 2018-2021. Selama berkarier di dunia arsitektur, Djuhara meraih sejumlah penghargaan. Salah satunya Penghargaan III-Maket Terbaik dari International Architecture Biennale Rotterdam 2005 untuk Maket Batavia 1681.
Karya Djuhara yang akan melekat di dunia arsitektur Indonesia adalah Rumah Baja Wisnu. Hingga kini, karya tersebut masih berdiri dan sering dijadikan kajian studi mahasiswa arsitektur maupun arsitek pemula.
Selain itu, Kang Emil juga akan memberikan beberapa karya lukisannya untuk dipajang dan dinikmati oleh masyarakat yang datang ke Ruang Kreatif Ahmad Djuhara.
“Nanti ada karya saya intinya itu kegelisahan saya selama satu setengah tahun COVID, saya salurkan ke dalam imajinasi saya. Silahkan dinikmati,” katanya.
Pesan untuk Arsitek dan Seniman
Dalam acara tersebut, Kang Emil menyampaikan beberapa pesan kepada para arsitek dan seniman yang hadir. Pertama, ia meminta kepada seluruh peserta yang hadir untuk selalu berkarya.
“Waktu tidak bisa dilawan, makanya jangan menyesal. Itu poin saya. Tahu-tahu sudah tua tidak ada karya. Makanya saya menulis di Jalan Dago, jangan menua tanpa karya dan inspirasi. Itulah kenapa saya, dalam hidup saya, mencoba selalu berkarya,” katanya.