BANDUNG – Dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) dan Yayasan Pendidikan Pembangunan Generasi Muda Indonesia.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengungkapkan, kerjasama ini untuk mempersiapkan para calon pekerja migran Indonesia agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam kemampuan bekerja.
“Jadi ini adalah langkah-langkah kongkrit nyata kita untuk mempersiapkan calon pekerja migran kita yang bisa dikatakan dari sisi kualifikasi, kompetensi, memiliki keahlian, kemampuan berbahasa. Maka kita tidak boleh kalah bersaing dengan negara-negara lain yang juga menempatkan para pekerjanya di negara-negara penempatan,” ucapnya kepada wartawan di Hotel Intercontinental Bandung, Selasa (5/10).
Maka dari itu, Benny mengungkapkan bahwa tantangan global seperti itu harus bisa direbut oleh pada pekerja migran Indonesia. Ia juga berharap, pekerja migran Indonesia bisa menjadi bagian terdepan dalam hal tersebut.
“Tantangan global seperti ini harus bisa kita rebut, dan kita selalu berupaya untuk menjadi bagian terdepan. Dan kita juga tidak ingin dimana peristiwa-pristiwa PMI (Pekerja Migran Indonesia) kita mengalami eksploitasi kepada mereka yang katakan low skil,” ucapnya
“Dan ini yang tentu harus dihadapi peluang yang kita persiapkan sejak awal kepada para pekerja migran kita. Dengan cara mensosialisasi ke daerah, dan menggandeng berbagai pihak bekerjasama dengan lembaga-lembaga seperti sekolah, yayasan, dan perguruan tinggi, dan itu yang kita akan gencarkan di tahun 2021 ini,” tambahnya
Terkait dengan adanya hal tersebut, Benny menerangkan bahwa target di tahun 2022 nanti, bisa menjadi tahun penempatan para pekerja migran Indonesia untuk bisa bekerja lebih profesional lagi.
Ia juga menyebutkan, untuk peluang penempatan kerja bagi para pekerja migran Indonesia yang ingin bekerja di luar, 64 negara masih tetap membuka untuk penempatan pekerja migran Indonesia.
“Jadi karena memang situasi pandemi ini banyak negara yang menutup penempatan pagi para pekerja asing, tapi per hari ini 64 negara masih tetap membuka penempatan. Kalaupun misalnya seperti Korea atau Taiwan yang saat ini masih menutup, saya harap di tahun 2022 sudah bisa membuka penempatannya,” ujarnya