JAKARTA – Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku kubu Moeldoko telah mengalami perpecahan dan tidak solid lagi. Hal ini pun langsung ditanggapi kubu Moeldoko.
Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko, Saiful Huda Ems membantah pernyataan kubu AHY tersebut. Pasalnya sampai dengan saat ini kubu Moeldoko masih tetap kompak.
“Sampai sekarang ini kubu Pak Moeldoko tetap solid, kalau kemudian terjadi perdebatan-perdebatan yang hangat dalam setiap rapat, itu merupakan tanda hidupnya dan terlindunginya pemikiran-pemikiran kritis para pejuang politik yang tergabung di kepengurusan DPP Partai Demokrat pimpinan Bapak Moeldoko,” ujar Saiful Huda kepada wartawan, Selasa (5/10).
Perbedaan Pandangan di Kubu Moeldoko
Menurut Saiful, jika adanya perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dalam sebuah organisasi. Sehingga jangan seolah-olah disebut terbelah dan tidak solid.
“Jadi perdebatan-perdebatan internal untuk menemukan ide-ide brilian itu memang sangat terasa seru dan dinamis sekali di kepengurusan DPP Partai Demokrat pimpinan Pak Moeldoko ini,” katanya.
Saiful menuturkan, di kubu Moeldoko memang dalam setiap diskusi selalu ada perdebatan. Namun ini yang memang dicari untuk menghasilkan suatu keputusan baik. Hal ini berbanding terbalik di Partai Demokrat kubu AHY.
“Mereka pastinya menutup perdebatan, karena semua keputusan akan diborong oleh SBY (Susilo Bambang Yudhoyono-Red). Nah, itulah mengapa selama ini kami melawan Dinasti Cikeas, karena dibawah kepemimpinan SBY dan AHY plus Ibas Partai Demokrat jatuh terperosok ke jurang otoriterianisme, ologarkis dan monolitik,” tegasnya.
“Ini sangat berbahaya bagi masa depan generasi muda Indonesia mendatang, karenanya kami lawan biarpun politisi-politisi dan akademisi-akademi oportunis mendukungnya. Bagi kami mereka sebentar lagi akan dikubur dalam sejarah Indonesia Cerdas,” tambahnya.
Oleh karena itu, Saiful mengaku tidak mempedulikan kubu AHY yang terus bersuara miring tentang kubu Moeldoko, seperti membuat isu-isu kubu terbelah.
“Orang-orang yang sudah merasa mau kalah biasanya ya begitu, suka bikin isu. Hanya saja saya berharap, mohon kiranya komplotan Dinasti Cikeas lebih dewasa dan bijaksana sedikit menyikapi pergerakan politik dan hukum kami,” ungkapnya.