JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat segala aktivitas menjadi terbatas sehingga grup musik Mocca harus putar otak agar tetap bisa bertahan.
“Waktu pertama kali pandemi datang, semua orang bingung. Lalu kita berpikir untuk switch. Misalnya, manajemen yang biasanya offline harus jadi online, menyesuaikan dengan keadaan,” kata Riko Prayitno yang merupakan gitaris Mocca dalam acara virtual yang digelar IM3 Ooredoo, Jumat (24/9).
Riko melanjutnya bahwa pada saat itu, semua tim Mocca telah mendapatkan posisi barunya masing-masing kecuali kru panggung.
“Bingung posisinya di mana. Fokus kita, gimana caranya supaya kru panggung itu istilahnya harus kita bales lah, pas off air mereka melindungi kita, sekarang kita harus melindungi mereka untuk hidup,” ujarnya.
Riko mengatakan, langkah awal yang mereka lakukan adalah dengan menjual aset berupa mobil. Hasil penjualan mobil kemudian dijadikan modal usaha untuk para krunya.
Kemudian, kata Riko, beberapa orang kru ada yang memilih membuat warung, beberapa lainnya ada yang ingin berjualan merchandise Mocca.
“Untuk merchandise ini semua promosinya didukung oleh Mocca, tapi tetap mereka yang bergerak. Mereka yang produksi, mereka yang desain,” ujar Riko.
Akan tetapi, Riko mengatakan bahwa penjualan merchandise tersebut rupanya tidak selalu berjalan mulus. Penghasilan dari penjualan rupanya hanya bagus di bulan-bulan pertama.
“Bulan-bulan awal mungkin bagus, tapi lama-lama ya orang beli merchandise buat apa, mau dipake ke mana,” tutur Riko.
“Kita juga jadi belajar lagi bagaimana caranya agar penjualan merchandise ini tetap stabil,” lanjutnya.
Akhirnya, kata Riko, Mocca memutuskan untuk merilis karya terbaru, baik berupa single, EP, atau album. Rupanya, setiap Mocca meluncurkan karya terbaru, penjualan merchandise pun kembali meningkat.
“Ya akhirnya Mocca juga tetap harus produktif untuk bikin rilisan yang men-support rilisan,” ujarnya.
“Ketika Mocca bikin rilisan, kita usahakan untuk bikin rilisan fisik juga, karena kan kalo fisik yang bergerak nggak hanya bandnya saja, tapi juga melibatkan percetakan, duplikasi CD, dan para penjual CD online juga kebagian untungnya,” tutup Riko.
(Antaranews)