DAYEUHKOLOT – Guna mempercepat membentuk herd imunnity, SMK Al-Amanah laksanakan vaksinasi untuk ratusan siswa dan orang tua siswa. Vaksinasi tersebut dilaksanakan di kawasan sekolah SMK Al-Amanah di wilayah Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Rabu (22/9). Vaksin yang digunakan adalah jenis Sinovac.
Kepala SMK Al Amanah Dayeuhkolot, Rizal Alamsyah mengungkapkan, sebagai Lembaga Pendidikan ingin nyaman dalam kegiatan belajar mengajar. Maka pihaknya melaksanakan vaksinasi disekolahnya tersebut.
“Saat ini menyediakan 600 dosis, diantaranya 520 untuk siswa dan 80 untuk orang tua siswa yang belum pernah mengikuti vaksinasi Covid-19. Selain itu untuk membantu pemerintah menekan penyebaran Covid-19. Kami juga berharap segera terbentuknya herd immunity di lingkungan sekolah,” ungkap Rizal saat di wawancara disela-sela kegiatan.
Rizal mengaku, dosis vaksin tersebut di fasilitasi oleh Polri yakni Polsek Dayeuhkolot, dan bekerja sama dengan TNI serta tenaga kesehatan dari Puskesmas Cangkuang Dayeuhkolot.
“Vaksinasi ini bertujuan agar kembalinya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan aman, nyaman dan terkendali. Pasalnya, siswa kita sudah lama sekali Belajar Dari Rumah (BDR),” kata Rizal.
Rizal menyebut penyebaran Covid-19 yang begitu masif dan luar biasa cepat tanpa bisa diprediksi menempel dimana dan kepada siapa, sehingga pihaknya merasa orangtua siswa juga perlu untuk melakukan vaksinasi.
“Pergerakan siswa dari rumah ke sekolah juga sebaliknya kan tidak bisa dikendalikan secara penuh, makanya selain siswa, orangtua juga perlu divaksin. Sementara kalau untuk guru, di sekolah ini semua guru sudah divaksin pada pelaksanaan vaksinasi massal sebelumnya jadi semuanya sudah aman,” jelasnya.
Untuk pelaksanaan PTM, Rizal mengatakan pihaknya sudah melaksanakan itu secara bertahap sejak tanggal 6 September 2021 diawali di minggu pertama dengan simulasi bergiliran dari kelas X, Xl, hingga kelas Xll.
“Setelah simulasi kita mengadakan evaluasi apa yang dirasa kurang pada PTM di saat keadaan pandemi ini,” terangnya.
Untuk kekurangan pada pelaksanaan PTM sendiri, menurut Rizal sebenarnya kembali lagi kepada budaya kita, misalnya kesulitan anak-anak ketika ada adaptasi kebiasaan baru (AKB). Namun, perlahan semua bisa kembali dijalani dengan normal.