NGAMPRAH – Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) terus mematangkan persiapan menjelang digelarnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas untuk jenjang SD dan SMP pada 20 September mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung Barat Asep Sodikin mengatakan sekolah yang bakal menggelar PTM harus mengantongi rekomendasi dari Satgas Covid-19 tingkat desa dan kecamatan untuk SD. Sementara untuk tingkat SMP dari Satgas Covid-19 KBB.
“Jadi kalau rekomendasi dari Satgasnya keluar baru kita izinkan. Karena ada daftar ceklis juga yang harus dilengkapi. Termasuk kesiapan sekolah sebelum menggelar PTM,” ungkap Asep kepada wartawan, Kamis (16/9).
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Bandung Barat jumlah SD mencapai 960 sekolah dan SMP sebanyak 173 sekolah. Sementara jumlah total siswa baik SD maupun SMP keseluruhan sekitar 100 ribuan anak.
“Untuk jumlah sekolahnya juga masih didata, teknisnya oleh Dinas Pendidikan. Tapi tentu enggak akan langsung semua sekolah bisa menggelar PTM karena harus melengkapi syarat itu tadi,” ujarnya.
Menurutnya izin orangtua menjadi salah satu unsur penting yang harus dikantongi oleh setiap anak sebelum bisa mengikuti PTM terbatas nanti.
“Dalam praktik PTM terbatas nanti, apabila tidak ada izin orangtua maka ya dilayani dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Jadi pelaksanaannya hybrid lah ya,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan sekolah yang siap menggelar PTM terutama dari segi sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan.
Ia mengatakan laporan sekolah yang siap melaksanakan PTM berjenjang dari gugus atau sub rayon masing-masing daerah ke Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) lalu kemudian dilanjutkan laporannya ke Dinas Pendidikan.
“Jadi yang menentukan juga siap atau tidaknya itu Satgas di masing-masing daerah sekolah, tapi semua izin PTM dari Disdik itu ya tanggal 20 September nanti,” ucapnya.
Berdasarkan aturan pemerintah pusat, tatap muka bisa dilaksanakan dengan kapasitas 50 persen bagi yang sudah divaksinasi dan 33 persen untuk yang belum divaksin secara menyeluruh.
“Ada beberapa sekolah yang sudah divaksin bisa menyelenggarakan tatap muka 50 persen dengan cara bergiliran dan lama belajarnya tidak seperti belajar biasa,” terangnya. (mg6)