Sudah Sejak Lama Sampah Pasar Induk Gedebage Tidak Terkelola

BANDUNG – Keberadaan sampah di Pasar Induk Gedebage sampai saat ini masih belum terkelola dengan baik. Bahkan, menebarkan bau tak sedap.

Kondisi ini sangat tidak selaras dengan program Kang Pisman yang sering digembar-gemborkan Wali Kota Bandung dalam pengelolaan sampah.

Berdasarkan pantauan, area tumpukan samahh yang sebagian besar terdiri dari bekas sayuran itu menumpuk berhari-hari. Padahal jika dimanfaatkan sampah organik bisa memberikan keuntungan tersendiri.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung (DLHK) Kota Bandung Sopyan Hernadi mejawab santai dengan masalah ini.

Dia mengatakan bahwa sampah di Gedebage  sudah menjadi masalahan klasik. Dia malah menuding bahwa keberadaan sampah di Gedebage bukan sepenuhnya sampah dari pasar. Melainkan sampah yang dibuang masyarakat.

Dia beralasan, pengelolaan sampah yang terbengkalai di Pasar Gedebage merupakan imbas dari transisi pengelolaan sampah oleh dari PD Kebersihan ke DLHK. Padahal, pada kenyataannya sampah-sampah yang ada di Pasar induk masih belum terkelola dan hanya mengandalkan pengangkutan secara konvensional ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS)

Dia mengatakan, selama ini kebiasaan buruk warga di lingkungan pasar Gedebage belum bisa disiplin. Sehingga, ketika melihat sampah menumpuk, dianggapnya menjadi tempat pembuangan sementara.

Untuk itu, Sebagai tindak lanjut, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak PD Kebersihan untuk segera melakukan pengangkutan sampah.

Perlu diketahui salah satu program andalan Wali Kota Bandung di bidang lingkungan sudah berjalan sejak Oded M. Danial menjabat. Kang Pisman yang dikomandoi PD Kebersihan sejauh ini baru sebatas sosialisasi dalam bentuk ceremonial.

Selain itu, disinggung mengenai masih banyaknya sampah di aliran anak sungai Cikapundung, Sofyan kembali mengelak bahwa sampah yang mengaliri sungai terpanjang di Kota Bandung itu bukan berasal dari warga Kota Bandung.

“Kalau sampah yang di aliran sungai Cikapundung sebetulnya itu juga bukan murni sampah dari masyarakat Bandung, tetapi sampah kiriman mengingat bahwa lokasi kita (Kota Bandung) berada ditengah-tengah (kota),” ujarnya. (ela/red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan